Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 8 November 2025, "Setia dan Jujur Dalam Hal Kecil"

Kita memberi salam dan terima kasih kepada mereka. Sebab mereka telah dengan hati terbuka dan tulus ikhlas menolong kita.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Sabtu 8 November 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
SETIA DAN JUJUR DALAM HAL-HAL KECIL: JEMBATAN ANTARA KEHIDUPAN SEDERHANA DAN KEBESARAN HATI
(Rm 16:3-9.16.22-27; Mzm 145:2-3.4-5.10-11; Luk 16:9-15)

"Apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah." (Luk 16:15b).

Ada satu adegium yang menarik, "Kecil itu indah." (Small is beautiful). Hal-hal kecil dan sederhana kurang mendapat prioritas bahkan terlupakan karena kita lebih teropsesi pada hal-hal besar yang lebih mengagumkan di hadapan manusia, ketimbang di hati Allah.

Mungkin mental show, pamer lebih dominan dalam diri kita daripada ketulusan hati untuk melakukan apa yang bermakna dalam spirit melayani bagi sesama. 

Yesus ingatkan kita untuk setia pada hal-hal yang kecil dan tak tampak. Seperti setia dan jujur menjalankan tugas yang dipercayakan secara bertanggung jawab.

Entah Anda berperan sebagai pemimpin maupun anggota. Tuhan mengetahui isi hati dalam menjalankan tugas dan bukan berdasarkan kategori pembagian tugas itu (siapa yang big bos, bos sedang, bos kecil, dan anak buah).

Sebagai murid Tuhan, kita diperingati bahwa apa pun tugas dan peran itu, hendaknya kita jalankan dengan penuh ketulusan hati. Dengan demikian kita menunjukkan dengan jujur dan setia bahwa kita mengasihi Yesus di atas segalanya. Yesus tegaskan demikian, "Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon." (Luk 16:13b). 

Mamon: harta, uang dan kuasa tentu masih menjadi hal yang paling dicari manusia di dunia fana ini. Walau mamon akan tetap berpengaruh besar dalam hidup manusia sepanjang masa, namun perlu disadari bahwa mamon hanyalah sarana dan bukan tujuan.  Karena itu arif dalam mencari dan mengumpulkan mamon perlu diperhitungkan.

Godaan untuk memilikinya dengan cara-cara yang tidak jujur menegaskan namanya seperti yang Yesus sebut, 'mamon yang tidak jujur.'  

Yesus anjurkan cara menggunakan mamon yang tidak jujur itu seperti ini, "Ikatlah persahabatan dengan menggunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi  kalian diterima dalam kemah abadi." (Luk 16:9).

Bagi manusia mamon pasti tetap berguna saja, walau tidak dibawa dalam kematian. Maka jika digunakan untuk ikat persahabatan menjadi mustahil terjadi. Jika mamon banyak dan menjadi warisan turun temurun ya. 

Kita tidak bisa mendua hati: mengabdi Allah dan mamon, kenikmatan dunia dan segala kemewahannya. Mamon berkelimpahan itulah kekaguman manusia, dan Yesus bilang hal seperti itu Allah benci.

Kritis, cermat menggunakan materi fana untuk menggapai hal-hal yang lestari dalam hidup. Hal ini bertentangan isi hati manusia, sebab mamon biasa digunakan untuk cari popularitas, kuasa dan hal-hal fana lainnya.

Kesetiaan pada hal-hal sepele seperti kejujuran dalam percakapan sehari-hari, kesabaran menunggu giliran, menunjukkan bahwa kita tidak membiarkan 'mamon' kecil menguasai hati kita; bila hati terbiasa pada integritas kecil, ia secara natural menolak godaan besar yang mencoba menggantikan Allah.

Dengan memelihara kesetiaan pada hal-hal kecil, kita menegakkan satu-satunya Tuan yang layak diabdi, disembah dan dimuliakan. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved