Renungan Harian Katolik Sabtu 1 November 2025, "Bahagia Dalam Paradoks"

Bumi diobrak-abrik untuk melayani nafsu memiliki yang tak pernah akan terpuaskan, sebab pemenuhannya semu dan hanya sesaat saja.

Kebahagiaan sejati versi Yesus hanya ditemukan melalui gaya hidup seperti ini: rendah hati, hidup sederhana, saling mengamouni  saling menghargai, saling mengasihi dan sabar. Kita tidak akan memikiki segala sesuatu untuk membagagiakan hidup, namun kita bisa bersyukur kepada Tuhan atas apa yang ada pada kita. Dan kita pasti bahagia. 

Kitab Wahyu mewartakan kepada kita bahwa karena hidup tak benar di hadapan Allah, maka ada malaikat yang diutus untuk merusakkan bumi dan laut serta segala isinya. Ada pula malaikat yang diutus untuk melindungi dan memeteraikan anak-anak Allah yang setia. 

Para kudus yang kita rayakan kebahagiaan mereka hari ini adalah orang-orang pilihan Allah untuk ikut Yesus, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.

Mereka berdiri di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, memegang daun palma dan berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba." (Why 7:9-10). Para kudus telah hidup dalam terang kemuliaan Allah bersama Yesus Kristus Sang Juru Selamat kita. 

Pemazmur bermadah demikian, "Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapkah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan." (Mzm 24:3-4ab).

Kasih karunia Allah itu besar bagi kita. Kita disebut sebagai anak-anak Allah. Dan memang melalui Sakremen Pembaptisan kita ini anak-anak Allah, anggota keluarga-Nya, bukan menurun daging melainkan Roh.

Mari kita komit untuk tidak tipu tapi hidup jujur penuh syukur. Kita berjuang ikut dan jalani instruksi hidup bahagia menurut Yesus. Tuhan dengan bimbingan Roh Kudus selalu bantu, asal kita terus mengandalkan Dia.

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan betkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Sabtu/Pekan Biasa XXX/C/I, 011125).