Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 31 Oktober 2025, "Hari Sabat yang Bermakna"
Terpaku pada aturan kaku, mengungkapkan hati yang dingin dan mati. Bukankah Allah menyelamatkan kita setiap saat mesti hari Sabat?
Renungan Harian Katolik
Jumat, 31 Oktober 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
HARI SABAT YANG BERMAKNA
(Rm 9:1-5; Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Luk 14:1-6)
"Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya teroerosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?" (Luk 14:5).
Hari Sabat adalah hari Tuhan. Hari sakral bagi orang Yahudi. Hari yang dikhususkan bagi Tuhan. Para Farisi dan ahli Taurat dilema ketika ada kejadian mendesak untuk bertindak seperti yang contohkan Yesus, anak atau lembuh terperosok ke dalam sumur.
Terpaku pada aturan kaku, mengungkapkan hati yang dingin dan mati. Bukankah Allah menyelamatkan kita setiap saat mesti hari Sabat? Rahmat Allah tak pernah berhenti bekerja bagi manusia karena norma yang melarang.
Yesus melakukan kebaikan, menolong si sakit busung air pada hari Sabat karena belas kasih-Nya. Berbuat baik pada hari Sabat memyempurnakan makna Sabat yang sesungguhnya.
Sebagaimana Allah giat menyertai dan memberkati kita. Jika kesempatan ada untuk membagi rahmat Tuhan pada sesama, bagikanlah. Hidup hanya berbuah kebaikan, jika kita menghambur kebaikan dalam hidup harian kita.
Yesus model kebaikan yang tak terbantahkan. Di mana saja Ia berada, Ia menjadi pusat perhatian. Kebaikan mesti ditabur dan keselamatan harus diwartakan.
Manusia butuh bantuan kasih untuk pemulihan hidupnya yang terbelenggu kejahatan dan dosa. Kasih melampaui norma kaku yang membelenggu. Fokus Yesus pada kebaikan karena belas kasih-Nya untuk menolong dan bukan melanggar hukum Taurat.
Di titik ini kita memahami bagaimana Yesus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian kepada orang-orang yang membutuhkan, walau hari Sabat.
Karena kekerasan hati mereka, Santo Paulus sedih, oleh cinta yang ikhlas terhadap saudara sebangsanya yang telah dianggkat Allah menjadi anak-Nya melalui hukum Taurat.
Orang-orang Yahudi adalah keturunan leluhur yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya (Rm 9:5).
Kasih Yesus untuk semua orang yang percaya dan datang kepada-Nya. Yesus tetap melayani karena Ia fokus pada upaya keselamatan dan tidak ada kepentingannya dengan pelanggaran aturan Taurat.
Maka Pemazmur bermadah, "Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari." (Mzm 147:14-15).
Allah Yang Agung datang berkunjung untuk menyembuhkan kita dari kesombongan, kelalaian dan dosa-dosa melalui Yesus Kristus Putra terkasih.
Teladan kasih kudus Yesus memampukan kita untuk berkorban bagi sesama terutama yang kecil, lemah, sakit, miskin, tersingkir dan difabel. Kita memaknai hidup dan ibadah dengan terus giat berbuat baik yang tulus, agar berbuah keselamatan.
Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Jumat/Pekan Biasa XXX/C/I, 311025)
| Renungan Harian Katolik Jumat 31 Oktober 2025, "Berbuat Kebaikan Pada Segala Waktu" |   | 
|---|
| Renungan Harian Katolik Jumat 31 Oktober 2025, “Bolehkah Menyembuhkan Orang Pada Hari Sabat?” |   | 
|---|
| Renungan Harian Katolik Kamis 30 Oktober 2025, "Keberanian Dalam Menghadapi Ancaman" |   | 
|---|
| Renungan Harian Katolik Kamis 30 Oktober 2025, "Yerusalem, Antara Kuasa Ilahi dan Penguasa Lalim" |   | 
|---|
| Renungan Harian Katolik Rabu 29 Oktober 2025, "Jalan Tuhan, Jalan Sempit, Jalan Kerendahan Hati" |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.