Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 29 Oktober 2025, "Jalan Tuhan, Jalan Sempit, Jalan Kerendahan Hati"
Santo Paulus menegaskan bahwa karena kita lemah maka kita membutuhkan kekuatan Tuhan. Supaya kita bisa dan tahu berdoa maka kita harus terbuka
Renungan Harian Katolik
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
Rabu, 29 Oktober 2025
JALAN TUHAN, JALAN SEMPIT, JALAN KERENDAHAN HATI
(Rm 8:26-30; Mzm 13:4-6; Luk 13:22-30)
"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (Luk 13:23).
Dasar utama untuk menggapai keselamatan ada percaya. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya ada mati. Kepercayaan mesti dikembangkan dengan giat dalam cara hidup benar, suci dan terarah pada gerakkan Roh Kudus. Karena manusia rapuh maka pertobatan itu penting untuk mendukung niat suci supaya selamat.
Yesus menantang pendengar-Nya dan kita untuk gigih dalam perjuangan demi memperoleh keselamatan. Jawaban Yesus atas pertanyaan berapa banyak orang yang diselamatkan, "Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!
Berusaha masuk melalui pintu yang sempit merupakan jalan keselamatan yang tidak terduga. Orang menduga jalan keselamatan itu mudah karena referensinya adalah belas kasih Allah.
Apa maksud tantangan Yesus ini bagi kita? Yesus membantu kita untuk memahami bagaimana Tuhan melihat nilai dan prioritas hidup kita, serta bagaimana kita dapat menastikan bahwa kita berada di jalan yang benar menuju keselamatan.
Jalan Tuhan adalah jalan kerendahan hati yang memungkinkan kita untuk menembusi jalan sempit menuju keselamatan. Jika orientasi hidup adalah keselamatan maka Roh Kudus akan membimbing kita terus untuk menggapainya melalui tantangan hidup yang kita temui. Yesus dalam misi-Nya total untuk keselamatan manusia.
Ia melakukan yang yang terbaik bagi kita. Namun apa balasan manusia untuk Diri-Nya. Sebagai Anak Allah, Ia tetap rendah hati mengandalkan kehendak Bapa-Nya.
Karena kebenaran, kebaikan dan kasih yang tulus dalam Diri-Nya untuk melayani secara total, Ia terpaksa menerima hukuman mati di salib. Ia tetap mengampuni kejahatan manusia yang berdosa. Orientasi Yesus jelas, untuk keselamatan manusia berdosa yang bertobat.
Maka Ia wafat dan bangkit oleh kuat kuasa Allah, supaya kita pun berkat kebangkitan-Nya, turut dibangkitkan untuk hidup yang kekal. Kita mesti patenkan nilai dan orientasi hidup, jika keselamatan menjadi target dalam hidup ini.
Santo Paulus menegaskan bahwa karena kita lemah maka kita membutuhkan kekuatan Tuhan. Supaya kita bisa dan tahu berdoa maka kita harus terbuka kepada Roh Kudus.
Selain kita juga berdoa, Roh berdoa untuk kita supaya kita memperoleh penerangan ilahi bahwa Allah turut bekerja dalam diri kita. "Sebab semua orang yang dipilih Allah sejak semula, mereka itu juga ditentukan sejak semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Rm 8:29).
Mengelolah hidup serupa dengan Anak Allah, inilah jalan sempit yang mesti kita lalui. Nilai dari setiap tindakan dan orientasi hidup amat sangat menentukan. Kita sering berpikir gampang dan menggampangkan segala sesuatu dengan jalan tipu.
Itulah jalan lebar menuju kebinasaan. Jalan hidup yang sulit, jalan kejujuran, yang sering dihindari banyak orang merupakan jalan keselamatan yang terduga. Kita berjuang dalam kesulitan, Tuhan akan memudahkan dengan cara-Nya bagi kita.
Pemazmur bermadah demikian, "Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya janagan aku tertidur dan mati, supaya musuhku jangan berkata, '"Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorai, apabila aku goyah." (Mzm 13:4-5).
Pintu sempit, jalan untuk berjuang sambil terus mengandalkan Tuhan mengatasi bebab-beban hidup tak terpikulkan. Jalan Tuhan, jalan kerendahan hati menuju keselamatan.
Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Rabu/Pekan Biasa XXX/C/I, 291025)
| Renungan Harian Katolik Selasa 28 Oktober 2025, "Mewarisi dan Mewariskan Iman" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Selasa 28 Oktober 2025, “Semalam-malaman Ia Berdoa Kepada Allah” |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Selasa 28 Oktober 2025, "Yesus Butuh Manusia yang Setia dan Total" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Senin 27 Oktober 2025, "Formalitas dan Budaya Cuek" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Senin 27 Oktober 2025, “Bersukacita karena Perkara Mulia” |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.