Prakiraan Cuaca

BMKG Ingatkan Dampak Gangguan di Atmosfer pada Saat Peralihan Musim,Hujan Lebat hingga Angin Kencang

BMKG Ingatkan Dampak gangguan di atmosfer pada saat Peralihan Musim, hujan lebat hingga angin kencang di Sejumlah Wilayah Indonesia.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/HO
DAMPAK GANGGUAN ATMOSFER - Hujan lebat mengguyur wilayah Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, menyebabkan tenda belajar anak-anak korban pengungsian erupsi gunung api lewotobi yang dibangun kemendikbud roboh, Kamis 25 Januari 2024. BMKG Ingatkan Dampak Gangguan di Atmosfer pada Saat Peralihan Musim,Hujan Lebat hingga Angin Kencang. 

POS-KUPANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengingatkan Dampak gangguan di atmosfer saat Peralihan Musim.

BMKG mengimbau gangguan di atmosfer akan memicu cuaca ekstrem seperti hujan lebat hingga angin kencang di sejumlah Wilayah Indonesia termasuk Wilayah NTT.

Peringatan BMKG itu tertuang dalam rilisnya terkait Prospek Cuaca Mingguan Periode 20-26 Mei 2025. 

Berikut informasi lengkapnya.

Baca juga: Prediksi Cuaca Maritim NTT, BMKG Imbau Waspada Gelombang Tinggi Periode 22-26 Mei 2025

Memasuki minggu terakhir Mei 2025, dinamika cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih menunjukkan pola peralihan musim dengan cuaca yang cepat berubah, cenderung cerah pada pagi hingga menjelang siang hari, namun berubah menjadi hujan pada sore hingga malam hari. 

Meskipun sebagian wilayah sudah memasuki musim kemarau, curah hujan yang terindikasi signifikan masih kerap terjadi, terutama pada sore hingga malam hari.

Di sisi lain, suhu udara yang menyengat pada siang hari terasa relatif lebih hangat akibat kelembaban udara yang lembab.

Kondisi atmosfer dapat menjadi sangat labil akibat interaksi suhu permukaan laut, tekanan udara, dan kelembaban yang tinggi, sehingga memungkinkan adanya pembentukan awan konvektif seperti Cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, angin kencang, hingga hujan es.

Dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat telah memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah, seperti Aceh, Kepulauan Riau, Riau, Sumatra Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.

Baca juga: Rincian Prediksi Cuaca NTT Hari Ini 19 Mei 2025, Cerah Berawan hingga Beberapa Daerah Hujan Ringan

Kejadian tersebut tidak hanya dipicu oleh mekanisme konvektivitas lokal yang sering terjadi pada masa peralihan, melainkan juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas, yaitu aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang-gelombang atmosfer.

Saat ini MJO terpantau aktif berada di Fase 5 (Benua Maritim) dan diprediksi konsisten berada di wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan.

Selain itu, gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial juga cenderung persisten berpropagasi di sebagian wilayah Indonesia. 

Fenomena-fenomena tersebut berpotensi memberikan pengaruh signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, khususnya di bagian barat dan tengah Indonesia.

Meskipun lebih banyak wilayah terindikasi memasuki awal musim kemarau pada akhir bulan Mei akibat Monsun Australia yang diprakirakan menguat, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih berpotensi terjadi akibat aktivitas MJO dan gelombang atmosfer tersebut.

Mengingat kondisi atmosfer yang masih relatif dinamis dan dapat berubah secara tiba-tiba pada periode ini, masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat sewaktu-waktu terjadi, seperti hujan lebat dengan durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved