Opini
Tumhiho: Membangun Kemandirian dan Kehormatan Bangsa
Kemajuan tidak diukur dari berapa banyak bantuan yang diterima, tetapi seberapa besar rakyatnya berani bekerja dan berdiri di atas kakinya sendiri.
Situasi ini menunjukkan bahwa lapangan kerja formal semakin terbatas, sementara kebutuhan hidup terus meningkat.
Bantuan tidak akan mampu menopang semua orang tanpa perubahan pola pikir. Hal yang dibutuhkan adalah keberanian memulai, meski dari hal kecil.
Banyak contoh masyarakat yang sudah menerapkan nilai Tumhiho tanpa mereka sadari.
Contohnya, pemuda di desa membuka kebun hidroponik, ibu rumah tangga menjahit seragam tetangga, atau kelompok warga mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai jual. Mereka tidak menunggu peluang datang, tetapi menciptakannya.
Hidup Terhormat Melalui Kerja Jujur
Tujuan tertinggi Tumhiho ini adalah hidup terhormat. Kehormatan tidak ditentukan oleh jumlah harta, melainkan dari kejujuran dan tanggung jawab.
Orang yang hidup dari hasil kerja sendiri mungkin tidak kaya, tetapi hidup terhormat karena tidak bergantung pada belas kasihan orang lain.
Masyarakat yang memilih jalan pintas, menggantungkan hidupnya dengan meminta-minta pada belas kasih orang lain.
Para pengemis tak mempedulikan kehormatan mereka. Namun, mereka yang bekerja dengan usaha kecil, bisa tetap menafkahi keluarga dengan bangga.
Di situlah letak kehormatan. Tumhiho ingin mengembalikan rasa percaya diri itu bahwa bekerja jujur dan mandiri jauh lebih terhormat daripada menerima tanpa berbuat.
Manfaat Nyata bagi Masyarakat
Tumhiho bukan hanya konsep moral, tetapi membawa dampak nyata bagi masyarakat bila dijalankan secara konsisten.
Tujuannya sederhana yaitu setiap warga, terutama masyarakat bawah, dapat hidup mandiri tanpa kehilangan kebersamaan.
Pertama, mengurangi risiko migrasi kerja berisiko tinggi. Banyak warga Indonesia bekerja di luar negeri dengan keterampilan terbatas dan risiko tinggi, termasuk eksploitasi dan perdagangan orang.
Dengan pelatihan keterampilan dan peluang usaha di dalam negeri, masyarakat dapat bekerja di kampung halamannya sendiri tanpa harus meninggalkan keluarga. Tumhiho memberi dasar bagi pembangunan ekonomi yang manusiawi.
Kedua, mengurangi pengangguran dan memperluas lapangan kerja. Saat PHK masih terus terjadi, semangat Tumhiho menjadi alternatif nyata.
Warga yang memulai usaha kecil hingga berdagang online turut menggerakkan ekonomi lokal. Setiap usaha kecil yang lahir dari kemandirian berarti satu keluarga terbebas dari pengangguran.
Fransiscus Go
Tumhiho
Tumbuh Mandiri Hidup Terhormat
kemandirian
Nusa Tenggara Timur
baku jaga
UMKM
Opini Pos Kupang
| Opini: IKK NTT Terendah Ketiga, Harapan atau Tantangan di Tengah Pemangkasan TKD? |
|
|---|
| Opini: Jalan Terjal Menuju Generasi Emas NTT |
|
|---|
| Opini: Kearifan Lokal Menuju Demokrasi Berkeadaban |
|
|---|
| Opini: Menjaga Demokrasi Kampus dari Politik Zero-Sum Game |
|
|---|
| Opini: Saat Komunikasi Publik Menjadi Kunci Layanan Kesehatan Daerah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Fransiscus-Go-alias-Frans-Go-salah-satu-tokoh-NTT-diaspora.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.