Opini
Opini: Dari Sri Mulyani ke Purbaya, Menjaga Jangkar Menata Arah
Indonesia tidak boleh terjebak dalam dikotomi “Sri Mulyani versus Purbaya”. Yang kita perlukan adalah kesinambungan.
Politik, Pasar, dan Rakyat
Pergantian menteri keuangan bukan semata urusan teknokratik. Ia adalah keputusan politik, dan politik selalu membawa risiko.
Pemerintah perlu mengingat bahwa pasar bukanlah musuh, melainkan mitra yang sensitif terhadap sinyal kebijakan.
Ketidakjelasan komunikasi atau inkonsistensi hanya akan memperlemah kepercayaan.
Di saat yang sama, orientasi fiskal tidak boleh hanya diarahkan pada kepentingan pasar.
Rakyat kecil menunggu bukti nyata: harga bahan pokok yang terjangkau, perlindungan sosial yang tepat sasaran, dan lapangan kerja yang layak.
Inilah ujian bagi Purbaya: apakah pro-growth yang ia janjikan benar-benar menyentuh dapur masyarakat, atau hanya berhenti di ruang rapat investor.
Menjaga Api yang Sama
Indonesia tidak boleh terjebak dalam dikotomi “Sri Mulyani versus Purbaya”. Yang kita perlukan adalah kesinambungan.
Disiplin yang diwariskan Sri Mulyani harus tetap dijaga, sementara energi baru Purbaya diberi ruang untuk berinovasi.
Sri Mulyani tetap bisa memberi kontribusi, dan Purbaya harus membuktikan bahwa optimisme yang ia tawarkan bisa diterjemahkan menjadi kesejahteraan nyata.
Pergantian ini adalah ujian: apakah kita mampu menjaga jangkar tanpa kehilangan layar?
Dari disiplin menuju ambisi, dari guncangan menuju kebangkitan, kita harus memastikan bahwa kapal besar bernama Republik Indonesia tetap berlayar, bukan karam di tengah gelombang.
Kapal Republik harus tetap berlayar maju
Sejarah mencatat Sri Mulyani sebagai jangkar fiskal yang kokoh. Kini Purbaya diminta menata layar untuk membawa kapal lebih cepat berlayar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.