Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira ( Unwira ) Kupang, Mikael Rajamuda Bataona menilai berdasarkan semua data hasil survei capres dari Januari-Maret 2023, yaitu data survei LSI, Kompas, LSI Denny JA, SMRC, hingga Indikator Politik terdapat temuan yang menarik.
Temuan-temuan itu, menurut Mikael menunjukan bahwa ada pola kompetisi elektoral capres yang anomali.
"Singkatnya, ada anomali elektoral di level top three atau tiga besar Capres yaitu antara Ganjar, Prabowo dan Anies," kata Mikael kepada POS-KUPANG.COM, Minggu 26 Maret 2023.
Dari data lembaga-lembaga survei ini, Mikael membaca bahwa pertarungan di kelompok tiga besar capres atau top three itu memperlihatkan bahwa capres yang konsisten di puncak adalah Ganjar Pranowo.
Baca juga: TERBARU Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ganjar Pranowo 30 Persen, Prabowo dan Anies Imbang
Meskipun ganjar tidak lagi mendapat panggung sejak dilarang PDIP untuk menunggu keputusan Megawati, tapi menurut Mikael figur ini tetap konsisten di puncak. Namun yang menarik adalah, meski di puncak, keterkenalan atau tingkat pengenalan terhadap ganjar ternyata masih di angka 70 sampai 80 persen.
"Belum sampai 90 persen rakyat Indonesia yang mengenal Ganjar Artinya, dibandingkan dengan figur seperti Prabowo dan Anies yang lebih dikenal," ujarnya.
Capres Ganjar termasuk yang unik karena meski belum dikenal secara penuh, elektabilitasnya tetap tinggi. Artinya, jika nantinya Ganjar resmi dicalonkan maka peluang meningkatnya elektabilitas Ganjar akan sangt terbuka.
Baca juga: Nama Ganjar Pranowo Sudah Dikantong Megawati dan Jokowi
Sementara itu, figur yang mengalami perubahan posisi secara mengejutkan adalah Prabowo Subianto. Ketum Gerindra ini dalam survei-survei sebelumnya elektoralnya tidak pernah naik significant.
"Dia selalu kalah atau hampir kalah oleh Anies. Tapi di Februari dan Maret, terbaca bahwa elektabilitas Prabowo justru kembali meroket bahkan di Maret itu naik sangat tajam," katanya.
Awalnya semua pengamat dan analis politik melihat bahwa Ganjar dan Anies Baswedan akan saling mengalahkan di puncak, ternyata itu berubah di Maret karena Sejak Prabowo diendorse oleh Presiden Jokowi, elektabiltas Ketum Gerindra itu naik tajam. Artinya, kata dia ada efek endorsment yang dilakukan Jokowi kepada Prabowo.
"Para pemilih Jokowi mulai migrasi ke Prabowo atau mau memilih figur ini," katanya lagi.
Baca juga: Sudirman Said Tak Terpengaruh Ucapan kepala BIN Untuk Prabowo di Pilpres 2024: Jangan Ditanggapi
Selain itu, Capres Anies, menurut dia pola elektabilitasnya justru menurun sejak resmi dideklarasikan oleh tiga partai koalisi Perubahan. Sehingga sangat menarik untuk melihat pola trend elektabilitas Tiga Capres ini hingga Maret 2023. Tapi elektabilitas itu juga berkaitan dengan tingkat pengenalan.
"Dari data-data yang tersaji, kita bisa membaca bahwa calon yang tingkat pengenalannya masih rendah adalah Ganjar. Sehingga Ganjar ini meski belum sampai angka pengenalan 80 persen tapi elektabilitasnya paling tinggi dan dia figur yang paling disukai," tuturnya.
Dirinya memprediksi, dari data itu, ketika dia resmi dideklarasikan oleh partai koalisi, apakah PDIP dann KIB atau ada koalisi gemuk PDIP, KIB dan KIR yaitu bersama Gerindra misalnya, maka pola eketalibtas Ganjar pasti makin naik. Karena tingkat pengenalanannya akan naik dan otomatis elektabilitasnya pun pasti naik significan.
Baca juga: Fetra Ardianto Ungkap Hasil Survei Terbaru: Duet Prabowo-Ganjar Paling Diminati Ketimbang Anies-AHY
Sehingga bisa dikatakan bahwa polularitas Ganjar dan tingkat pengenalannya saat ini masih rendah tetapi dialah figur Capres yang elektabiltasnya paling stabil dan konsisten berada di puncak berbagai lembaga survei yang paling kredibel.
Dari data-data, apabila dikalkulasikan secara kuantitatif maka Ganjar memiliki selisih elektabilitas sekitar belasan persen dengan Anies, dan di angka 7 sampai 10 persen dengan Prabowo.
Pola eketoral seprti ini sangat unik. Karena Pilpres masih lama dan calon yang sudah pasti didaftarkan ke KPU belum resmi. Bisa saja hanya ada dua calon, yaitu Anies melawan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar, atau bisa saja ada tiga Capres yaitu Ganjar dari PDIP dn KIB, Prabowo dari KIR, dan Anies dari koalisi Perubahan.
Baca juga: Terinspirasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, OMG NTT Gelar Fun Run Bersama Milenial Kota Kupang
Proses Pilpres mendatang akan sengit adalah pertarungan di internal pendukung Jokowi. Mereka akan terbelah untuk mendukung Ganjar atau Prabowo yang sama-sama didukung oleh Jokowi. Tapi ini juga bisa membuat Ganjar dan Prabowo lolos ke putaran dua jika tidak ada yang elektabilitasnya melampaui 50 persen dari tiga calon top three.
Khusus untuk Anies, figur ini akan mendapat penguatan elektoral ke depan jika ekonomi memburuk dan situasi politik tidak menentu sehingga persepsi publik ke Jokowi memburuk.
"Setiap kali tingkat kesukaan masyarakat pada Jokowi menurun, itu akan berdampak pada meningkatnya elektabilitas Anies," tandasnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS