Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - BPJS Kesehatan menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata mengupayakan optimalisasi layanan Program Rujuk Balik (PRB) untuk penanganan pasien penyakit kronis khususnya diabetes melitus (penyakit gula) dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Demikian disampaikan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Maumere, I Ngurah Arie Mayanugraha didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Quintus Irenius Suciadi.
Arie, demikian pria asal Pulau Dewata itu biasa disapa, menjelaskan hal itu dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Layanan PRB yang berlangsung di Ruang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Denda Adat 3 Ekor Babi Bagi Pelanggar Muro di Desa Tapobaran, Sebuah Ikhtiar Jaga Alam di Lembata
Di hadapan para peserta rapat, Arie mengetengahkan pentingnya upaya ini bagi masing-masing pihak.
“Optimalisasi ini tidak hanya bermanfaat bagi Puskesmas saja tetapi juga bagi rumah sakit yang selama ini menjalankan perawatan. Lebih dari itu, optimalisasi ini juga sangat bermanfaat bagi pasien penyakit kronis peserta BPJS Kesehatan. Dulunya harus ambil obat di rumah sakit, sekarang bisa ambil di Puskesmas,” kata Arie.
PRB merupakan pelayanan kesehatan kepada penderita penyakit kronis tertentu dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang.
Pengobatan atau asuhan tersebut dilaksanakan di Puskesmas sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atas rekomendasi dari dokter spesialis atau sub spesialis dari rumah sakit sebagai Fasilitas Kesehatan Rawat Tingkat Lanjut (FKRTL).
Baca juga: Urai Persoalan BBM, BPH Migas Akan Datang ke Lembata
“Jadi kriterianya ada tiga. Kita sebut sebagai tiga benar yaitu benar diagnosa, benar stabil dan benar obatnya. Kita mulai dulu dengan Diabetes melitus dan hipertensi,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Quintus Irenius Suciadi meminta semua pihak yang berkepentingan agar bisa bekerjasama dan berkomunikasi secara intens.
Sebab, menurutnya, bagaimanapun juga pelayanan yang terbaik kepada peserta yang adalah masyarakat harus diutamakan. Pria humoris namun tegas yang dikenal dekat dengan para stafnya itu meminta agar pelaksanaan program ini benar-benar dipersiapkan secara baik.
“Saya minta itu dipersiapkan secara baik. Komunikasinya harus jalan intens. Apotek atau instalasi farmasi kabupaten harus pastikan ketersediaan obatnya supaya nanti jangan tumpang tindih,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Lembata Hibahkan Tanah Pelabuhan Lewoleba ke Kementerian Perhubungan, Dermaga Siap Direhab
Direktris RS Santo Damian Lewoleba, Sr.dr. Ludgardis, CIJ menegaskan pentingnya ketersediaan obat dalam program rujuk balik tersebut.
Sampai saat ini masih banyak jenis obat yang diresepkan oleh para dokter spesialis belum tersedia di Puskesmas. Oleh karena itu, Suster Ludgardis demikian sapaan akrabnya, meminta agar diadakan kerjasama dengan salah satu apotek di Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata.