Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Mayat seorang perempuan dewasa beserta bayi laki-laki ditemukan di lokasi proyek SPAM Kali Dendeng, RT 01 RW 01 Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu 30 Oktober 2021.
Kedua mayat yang diduga memiliki pertalian darah tersebut merupakan korban pembunuhan.
Hampir sebulan penyidikan, polisi belum berhasil mengidentifikasi identitas mayat ibu dan anak. Pelakunya pun belum diketahui.
Berikut ini fakta-fakta kasus yang bikin geger masyarakat, termasuk sebelum tewas korban dijemput teman prianya dan menempati kos di belakang Pasar Inpres Oebobo, Kelurahan Fatului:
1. Terbungkus Kantong Plastik
Mayat ibu dan anak pertama kali ditemukan Obet Nego Benu (29), operator eksavator yang sedang mengerjakan penggalian tanah. Warga Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang itu membuat lubang untuk menanam pipa instalasi air bersih.
Baca juga: Puluhan Rumah di Kelurahan Oepura Kota Kupang Digusur
Saat sedang bekerja, kondektur eksavator Semi Leonard Toto (21), menginformasikan kepada Obet bahwa ada bangkai binatang yang terbungkus plastik hitam di bekas galian. Selain mengeluarkan bau tidak sedap, kantong plastik itu dikerubuti banyak lalat.
Obet kemudian memindahkan bungkusan plastik dengan menggunakan eksavator.
Kemudian dia berusaha membuka bungkusan. Betapa kagetnya Obet ketika mengetahui isi kantong plastik ada sepasang kaki manusia.
Selanjutnya Obet menghentikan pekerjaan dan menghubungi Penanggung Jawab Proyek, Feri dan melaporkan ke Polsek Alak.
Keterangan lain dari Pelaksana Proyek PT Nindya Karya Nur Hidayat menjelaskan bahwa proyek penggalian pipa air di lokasi tersebut sudah dikerjakan sejak 19 Oktober 2021.
Baca juga: Remaja Sanggar Suara Nekamese Hasilkan 1.343 Masker Tanggulangi Covid-19
Namun pada 24 Oktober pekerjaan dihentikan karena eksavator yang digunakan berukuran kecil sehingga tidak dapat menggali lubang saluran air sesuai kedalaman yang ditentukan. Selama 25-28 Oktober tidak ada kegiatan pekerjaan di lokasi.
Pekerjaan dilanjutkan pada Jumat 29 Oktober 2021 dengan menggunakan eksavator lebih besar yang dioperasikan Obet Nego Benu. Eksavator sebelumnya digeser ke wilayah Desa Pariti, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang.
2. Mama Muda Berusia Sekitar 25-30 Tahun
Beberapa saat setelah mendapat laporan, Kapolsek Alak Kompol Tatang Panjaitan bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Penkase Oeleta Bripka Agus Mampu beserta anggota unit Sabhara, Intelkam dan Reskrim ke lokasi kejadian. Polisi memasang police line dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Ratusan Pelajar dan Guru di SMAK Sta Maria Fatima Betun Ikut Vaksinasi Covid-19 dari BIN NTT
Anggota Identifikasi Polres Kupang Kota dan petugas medis dari Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Drs Titus Ully Kupang tiba melakukan identifikasi dan mengevakuasi dua mayat.
Adapun identitas awal mayat, yakni seorang perempuan dewasa berumur 25 hingga 30 tahun. Sedangkan anak laki-laki berumur 1 sampai 3 tahun. Kemudian mayat dievakuasi dan ditempati di ruang jenazah RSB Drs Titus Ully Kupang.
Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK mengatakan, pihaknya berupaya untuk mengungkap identitas dua mayat. Dokter kepolisian akan melakukan outopsi.
"Kita masih proses untuk mencari identitas dan motifnya," kata Satrya saat dikonfirmasi, Minggu 31 Oktober 2021.
Baca juga: Korban Angin Puting Beliung di Masabewa Terima Bantuan
Menurut Satrya, penyidik melakukan berbagai upaya untuk mengungkap identitas kedua korban. Di antaranya mencocokan data mengenai adanya laporan orang hilang di wilayah Polres Kupang Kota dan Polsek jajaran. Namun belum ditemukan kecocokan.
Sementara kondisi mayat sudah rusak sehingga penyidik berupaya agar memunculkan kembali sidik jari. "Kami juga melakukan identifikasi sidik jari, terutama pada jenazah dewasa tersebut," ujarnya.
Wakapolres Kupang Kota Kompol Iwan Iswahyudi mengatakan, "Outopsi dulu, baru dicek menggunakan mambis (alat idenfikasi sidik jari)."
Outopsi dilakukan pada Sabtu malam di ruang jenazah rumah sakit Bhayangkara Kupang. Outopsi dipimpin AKBP dr Edy Hasibuan.
Baca juga: VIRAL lagi Video Asusila Selet Nama Artis , Pemeran Sampai Nangis Tahu Videonya Tersebar Luas
3. Lubang Kubur Digali Pakai Linggis
TKP penemuan mayat ibu dan anak berjarak sekitar ratusan meter dari jalan raya, jauh dari pemukiman warga. Di lokasi itu terdapat banyak pohon besar. Ada juga gundukan tanah.
Selain itu terdapat lubang panjang menyerupai drainase untuk ditanam pipa air. TKP telah dipasang garis polisi (police line).
Operator eksavator Obet Nego Benu menduga lubang tempat ditemukannya mayat ibu dan anak digali dengan besi linggis.
"Kami duga lubang ditemukannya kedua mayat itu hasil galian besi galing (linggis). Kami duga itu lubang digali pakai linggis dan diperkirakan ukuran lebar lubang 50x60 cm dan dalamnya 60-70 cm," sebut Obet.
Baca juga: Pemda Flotim Mengaku Dilema Tentukan Nasib Tenaga Kontrak Daerah
Dia menuturkan, saat melakukan penggalian saluran pipa memggunakan eksavator, lubang saluran yang digali cukup dalam sehingga kantong plastik berisi dua mayat disamping saluran dapat terlihat.
"Waktu beta (saya) dengan konjak (konduktor) mulai galing saluran pipa cukup dalam, jadi tanah mulai runtuh hingga bungkusan yang awalnya kami pikir bangkai hewan mulai muncul sedikit-sedikit," ujar Obet dengan dialek Kupang.
Selanjutnya, Obet meminta kondektur eksavator Semi Leonard Toto untuk melihat bungkusan itu.
"Jadi beta minta tolong supaya konduktor kasih keluar bungkusan tersebut supaya nanti beta galing kasih dalam lagi dan kubur bungkusan itu agar baunya bisa hilang. Tapi saat bungkusannya jatuh tepat di saluran yang dalam, dilihat pikir bukan bangkai anjing melainkan beta pikir bangkai anak sapi," tambahnya.
Baca juga: UMP Provinsi NTT 2022 Naik, Ini Besarannya
Saat membuka bungkusan menggunakan baket eksavator, lanjut Obet, dua kaki orang langsung muncul sehingga ia hentikan pengerjaannya dan melapor ke penanggungjawab proyek.
Dia bersama saksi lainnya berpikir hanya ada satu mayat. "Tapi saat mendengar bahwa ada dua mayat, saya kaget," katanya.
4. Periksa 14 Saksi
Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif memberi atensi terhadap kasus penemuan mayat ibu dan anak di lokasi proyek SPAM Kali Dendeng, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Irjen Lotharia mengatakan, Ditreskrimum Polda NTT sudah membentuk Tim Terpadu untuk mengungkap identitas serta penyebab kematian ibu dan bayi laki-laki.
"Kasus ini juga menjadi antensi saya, dan saya sudah bentuk Tim Terpadu untuk mengungkap kasus ini," kata Irjen Lotharia di Kupang, Jumat 12 November 2021.
Baca juga: Mahasiswa Unipa Indonesia Sabet Juara Pidato Antar Mahasiswa Se-NTT
Menurut Irjen Lotharia, bukti-bukti sudah dikumpulkan. Ia berharap agar tidak ada kejahatan yang sempurna. "Menurut saya pasti akan terungkap, yang penting kita bisa menyelidikinya dengan sungguh-sungguh dan dengan metode scientific investigation," ujar Irjen Lotharia.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, sampai saat ini penyidil telah memeriksa 14 saksi. "Ada 14 orang yang sudah dimintai keterangan," sebut Kombes Krisna saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 22 November 2021.
Kombes Krisna tidak merinci siapa-siapa saksi yang telah diperiksa penyidik.
Menurutnya, para saksi yang diperiksa adalah orang yang pertama kali menemukan mayat serta beberapa orang lain yang dianggap perlu untuk dimintai keterangan.
Baca juga: Teddy Kembali Ungkit Warisan, Berat Badan Turun 25 Kg Terkuras Pikiran Peninggalan Lina Jubaedah
5. Amankan 3 HP dan Satu Mobil
Penyidik Polda NTT juga telah mengamankan sejumlah barang bukti.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, dari hasil pemeriksan, penyidik mengamankan 3 unit hand phone (HP), 1 unit mobil, 1 batang linggis dan pakaian milik korban.
Ketiga HP dimaksud merupakan milik saksi. Selain itu ditemukan topi dan buku anak kecil.
6. Tes DNA
Selain outopsi dan memeriksa para saksi, penyidik juga melakukan tes DNA. Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK melalui Kapolsek Alak Kompol Tatang Panjaitan mengatakan, penyidik telah mengirim DNA untuk diteliti.
Baca juga: Ratusan Remaja di NTT Terlibat Dalam Kampanye Penanggulangan Penyebaran Covid-19
"Kita tunggu hasilnya terlebih dahulu karena kami sudah kirim DNAnya ke forensik untuk diteliti oleh ahli," kata Kompol Tatang ketika dikonfirmasi Antara melalui telepon, Kamis 11 November 2021.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan,
"Tentunya langkah-langkah penyidikan lain dalam rangka mengungkap alat bukti ini akan terus dilakukan oleh penyidik."
Ia menegaskan, proses ini dilakukan secara hati-hati. Kombes Krisna berharap hasil DNA bisa segera didapat agar langkah selanjutnya bisa dilakukan penyidik.
"Sehingga semakin jelas, siapa pelakunya? Apa motifnya? Ini pasti akan kita sampaikan, kalau alat bukti dan hasil penyidikan ini sudah menuju ke arah situ," tandas Kombes Krisna.
Baca juga: Ingin Maju Capres Timor Leste, Paus Fransiskus Resmi Cabut Imamat Martinho Germano da Silva Gusmao
7. Sebelum Tewas Dijemput Teman Pria
Warga Jalan Perintis Kemerdekaan, RT 27 RW 08 Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jack M (45) mengaku adik perempuan beserta keponakan laki-lakinya hilang.
Dilansir dari www.dirgtara.com, Jack menyebut adik bungsunya berinisial AESM (30) dan anaknya L berusia 1 tahun. AESM dan L pergi dari rumah orangtua mereka sejak 27 Agustus 2021 sekitar pukul 20.00 Wita.
AESM mengenakan baju kaos putih, celana pendek jeans dan memakai tas samping. Sementara L dengan celana rajutan, topi putih kotak-kotak merah, jaket jeans dan baju biru. Rambut gondrongnya dikucir.
Menurut Jack, AESM dan L dijemput Ar (30), teman dekat AESM. Sebelum berangkat, Ar sempat pamit ibu AESM, mengaku hanya ingin jalan-jalan.
Baca juga: Polsek Malaka Tengah Tempati Urutan Pertama Penggerak Warga untuk Vaksinasi Covid-19
Jack mendapat informasi bahwa Ar membawa AESM dan L ke kamar kos By di belakang Pasar Oebobo, Kelurahan Fatululi, Kota Kupang. Ar dan By berteman.
Saat berada di kos By, seorang pria menelepon dan menjemput AESM dan L dengan mobil. Jack menduga adik dan ponaannya dijemput R yang adalah mantan pacar AESM dan ayah bilogis L.
"Kami putus komunikasi dengan AESM sejak akhir Agustus hingga ada berita penemuan jenazah ibu dan anak pada akhir Oktober lalu," ujar Jack.
Dia menduga mayat ibu dan anak yang ditemukan di Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, merupakan adik bungsu dan keponakannya.
Baca juga: Ini yang Dilakukan Polsek Malaka Tengah Menjadi Urutan Pertama Penggerak Warga untuk Vaksinasi
Dikonfrontir mengenai nama korban dan pelaku yang beredar di media sosial, Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, dalam proses pemeriksaan oleh penyidik juga berdasarkan informasi lapangan.
Menurutnya, informasi lapangan juga bisa berpotensi menguatkan bukti. Namun demikian, Kombes Krisna mengatakan, masih dilakukan proses dan akan diinformasikan bila sudah ada perkembangan.
Baca juga: Terungkap Komandan KKB Pelaku Penyerangan Koramil Suru-suru, 6 Jam Baku Tembak 1 Anggota TNI Gugur
Baca juga: Begini Penjelasan Kapolda NTT soal Anggota Polri Dipecat Tak Hanya Terlibat Pidana ?
Ia mengimbau masyarakat yang memiliki informasi agar bisa membantu proses penyidikan tanpa harus menyebarnya di media sosial sehingga kasus ini bisa lebih cepat diungkap.
"Dalam penyidikan kasus ini, penyidik menggunakan metode since investigasi. Dengan metode itu diharapkan penyidik betul mengungkap alat bukti secara obyektif dan bisa menguatkan kasus itu," katanya. *