PKKMB Dimulai, Rektor Undana Kupang Minta Mahasiswa Junjung Tinggi Nilai Universal
POS-KUPANG.COM I KUPANG - Mahasiswa baru Universitas Nusa Cendana (Undana) tahun ajaran 2021/2022 resmi diterima. Penerimaan 6.000-an mahasiswa baru Undana itu ditandai dengan penyematan jaket almamater kepada dua perwakilan mahasiswa masing-masing oleh Rektor, Prof. Ir. Fredrik L. Benu., M. Si., Ph. D dan Wakil Rektor (WR III) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Siprianus Suban Garak, M. Si.
Penerimaan mahasiswa baru ini juga sekaligus kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), yang digelar secara online (daring) dan juga onsite (luring) dengan jumlah terbatas di Aula Rektorat Undana lantai tiga, Kamis 12 Agustus 2021.
Hadir secara luring, sejumlah pimpinan Undana, antara lain WR I Bidang Akademik, Administrasi Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi, Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc, WR II Bidang Administrasi Umum, Keuangan, Kepegawaian dan Aset, Ir. Jalaludin, M. Si, WR IV Bidang Kerja Sama, Ir I Wayan Mudita, M.Si., Ph. D, Kepala Biro Administrasi, Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI), Drs. Jimmy Benu, M. Si dan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Dra. Karolina Koriwati Sangkala, M. Si.
Rektor Undana, Prof. Fred ketika membuka PKKMB meminta mahasiswa agar mengenal seluruh pimpinan di dalam kampus. Pasalnya, menurut rektor, pimpinan sebagai orangtua di dalam kampus.
Baca juga: Dosen dan Mahasiswa FST Undana Kupang Produksi Alat Pengering Daun Kelor, Ini Keunggulannya
Ia menambahkan, banyak kasus di mana banyak mahasiswa tidak mengenal pimpinan di lingkungan Undana.
Hal itu menurutnya, dideterminasi oleh pergeseran nilai dan karakter mahasiswa.
“Yang semester baru, karena mereka belum masuk kampus, tapi ada yang sudah KKN dan magang, tapi tidak tahu nama rektor, WR dan dekan. Wah, ini keterlaluan. Ini sudah ada pergeseran nilai dan karakter,” ungkap rektor yang saat itu dimoderatori WR I Dr. Maxs.
Rektor menegaskan, mahasiswa baru datang ke kampus, tidak saja dididik untuk menguasai Iptek. Pasalnya, Undana bertanggung jawab mendidik mahasiswa baru agar memiliki kecerdasan sosial, spiritual, intelektual dan emosional.
Baca juga: Suksesi Rektor Undana, Max Sanam Klaim Didukung Mayoritas Senat
Karena itu, dalam paparan materi tentang Pendidikan dan Pembangunan Karakter, Rektor Undana, Prof. Fred meminta mahasiswa baru agar menjunjung tinggi nilai-nilai universal.
“Anak-anakku mahasisw Undana tidak boleh hanya menguasai Iptek tanpa mengusai nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Nilai seperti honesty (kejujuran), respect (menghargai), excellence (berupaya agar selalu unggul), compassion (selalu berupaya menolong dan memecahkan masalah orang lain), services (berupaya untuk terus melayani sesama), hospitality (berupaya menciptakan suasana yang nyaman bagi orang lain), integrity (berupaya memiliki integritas), diversity (berupaya menghargai keragaman) dan learning for life (belajar selama masih hidup).
Nilai-nilai tersebut mesti ada dalam dirimu, tidak saja kuasai Iptek,” tandas Rektor Undana, Prof. Fred.
Bahkan, Albert Einstain, ungkap Prof. Fred, pernah menyebut, jika mahasiswa hanya di didik tentang Iptek, maka mereka tak ubahnya akan seperti robot, bahkan tidak bedanya dengan anjing yang terlatih secara baik (a well-trained dog)
“Kampus tidak boleh menciptakan sumber daya manusia yang hanya seperti a wel-trained dog. Sebab, kita ini makluk sosial. Undana bertanggung jawab melatih kalian supaya bisa hidup sebagai orang-orang yang didik untuk hidup secara harmoni,” ujarnya.
Baca juga: Inilah Program yang Digelar Undana dan Kemendikbud, Riset dan Teknologi di Nggorang
Rektor mengungkapkan, saat ini hal yang paling mengganggu dalam dunia Iptek adalah rekayasa artificial intelligence. Dan, dua revolusi yang saat ini sangat mendeterminasi kehidupan manusia, serta mendikte kehidupan manusia saat ini adalah bioteknologi dan infoteknologi.
Karena itu, ia juga mengajak mahasiswa agar membaca buku dari penulis terkenal, Noah Harari, yakni buku berjudul Homo Deus (Masa Depan Umat Manusia), Sapiens (Riwayat Singkat Umat Manusia) dan 21 Lessons (21 Adab untuk Abad 21).
Ia mengajak, mahasiswa agar saling menghargai dan menerima sebagai sesame manusia dan sesame anak bangsa.
“Sadarlah kita hidup sebagai satu komunitas sosial di kampus ini. Ada 30 ribu orang di kampus ini bergaul secara baik. Ada berbagai latar belakang agama, suku, daerah dan budaya, semua ada di kampus seluas 100 hektar ini,” tandas Prof. Fred.
“Jangan anggap dirimu paling pintar, paling hebat, paling benar. Kalau kamu behat, bantu orang yang tidak hebat. Kalau kamu pintar, bantu orang yang tidak pintar. Sebab, itu adalah bagian dari makluk sosial, warga negara Indonesia, bukan warga negara global, yang bergaul dan tahu sendiri melalui hasil browsing di internet,” tegas Rektor Undana.
Baca juga: Tenaga Kontrak dan Pegawai RSU Undana Kupang Diminta Melayani dengan Kasih
Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc yang dimoderatori Wakil Dekan Kemahasiwaan FISIP Markus Tae, S. Sos., M. Si, ketika menyampaikan materi Pendidikan Tinggi dan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, meminta mahasiswa agar mencerminkan karakter dan kapasitas diri sebagaimana seharusnya, baik melalui pikiran, tindakan dan perilaku.
Ia menyatakan, perkembangan Iptek yang sangat pesat saat ini, telah ikut membawa perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan.
“Pekerjaan dan cara kita bekerja berubah, banyak lapangan pekerjaan hilang, sementara berbagai jenis pekerjaan baru bermunculan. Perubahan ekonomi, sosial dan budaya juga terjadi dengan laju yang tinggi,” ujarnya.
Dalam masa yang sangat dinamis ini, papar Dr. Maxs, perguruan tinggi merespons secara cepat dan tepat. Melalui transformasi pembelajaran, Undana berupaya membekali dan menyiapkan lulusan agar menjadi generasi yang unggul, tanggap dan siap menghadapi tantangan zaman, tanpa tercerabut dari akar budaya bangsa.
Baca juga: Alumni Faperta Senang Prof. Heri Lalel Jadi Rektor Undana
Melalui program merdeka belajar, bakal calon Rektor Undana periode 2021-2025 itu menyebut, perguruan tinggi (PT) wajib memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran.
Ia menyebut, upaya PT untuk pemenuhan masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut: Pertama, paling sedikit empat semester dan paling lama 11 (sebelas) semester merupakan pembelajaran di dalam program studi.
Kedua, satu semester atau setara dengan 20 SKS merupakan pembelajaran di luar program studi (Prodi) pada PT yang sama.
Dan, ketiga, paling lama dua semester atau setara dengan 40 SKS merupakan pembelajaran pada Prodi yang sama di PT yang berbeda, pembelajaran pada Prodi yang berbeda di PT yang berbeda atau pembelajaran di luar PT.
Dalam paparannya, WR II Bidang Administrasi Umum, Keuangan, Kepegawaian dan Aset, Ir. Jalaludin, M. Si, dalam meterinya tentang Struktur Organisasi Undana, Fasilitas Kampus dan Biaya Kuliah berharap agar Organisasi Tata Kerja (OTK) Undana yang diajukan Undana bisa disetujui oleh pemerintah pusat agar struktur organisasi bisa mengalami sedikit perubahan dari yang ada saat ini.
Baca juga: Prodi Kimia FST Undana Gelar 2nd International Lecture Series
“Saat ini kita punya 11 fakultas, tetapi jika OTK disetujui, maka Undana hanya akan memiliki lsembilan fakultas, karena Fakultas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan nanti akan akan merger ke Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan merger ke Fakultas Kedokteran,” paparnya.
Karena itu, ia mengajak agar mahasiswa tidak perlu memersoalkan kondisi tersebut. Sebab, hal itu sudah menjadi tanggung jawab pemangku kepentingan dan pegelola PT.
“Apapun ijazahnya, akan tetap sah, apalagi sistem pengurusan ijazah sekarang tidak semudah dengan waktu-waktu yang lalu, karena saat ini semua aktivitas mahasiswa berbasis online, misalnya pada akun siakad,” paparnya.
Beberapa fasilitas umum yang ada di Undana, sebut WR II, yakni gedung rektorat, yang menjadi tempat bekerja Rektor Undana, para WR dan juga dua kepala biro, serta bagian-bagian lain.
“Di sebelah gedung rektorat, saat ini gedung pusat komputer sedang dalam proses pengerjaan. Ada juga gedung student center, yang menjadi pusat aktivitas mahasiswa, baik itu paduan suara, BEM-BLM, gym dan lainnya,” paparnya.
Baca juga: Mahasiswa Undana Kritisi Kebijakan PPKM Pemerintah Saat Pandemi COVID-19
Terkait biaya kuliah, WR II menyebut, Undana terdapat uang kuliah tunggal (UKT), sesuai dengan dasar-dasar hitungan. “Sebelum menentukan UKT, anda diminta mengisi data, pendapatan orangtua, biaya telepon, listrik, kesehatan dan lain sebagainya. Dasar dari itu akan ditentukan UKT,” sebutnya.
Namun, dalam dua tahun belakangan ini, ungkap mantan WD II Fapet, dasar penentuan UKT yang selama ini berdasarkan portofolio, tetapi ada kekeliruan dari mahasiswa maupun pihak yang menentukan UKT.
“Kalau level satu itu paling rendah dan paling tinggi itu level tujuh paling mahal. Walaupun sama-sama di FISIP, tetapi biaya UKT Prodi Komunikasi beda dengan Bisnis,” ungkapnya.
Untuk mengetahui biaya kuliah, baik uang pangkal maupun UKT, dapat dilihat di sini https://undana.ac.id/admissions/biaya-studi/.
Untuk diketahui, materi selanjutnya dibawakan oleh Ketua Satgas Covid-19 Undana, Dr. Apris Adu, M.Kes dengan materi Prokes Covid-19 dan Ketua LP3M Undana dengan materi e-learning Undana yang yang diwakili oleh Dr. Jefri Bale, M. Eng (rfl/humas undana/pol).