NTT Terkini 

Pengamat Politik Unmuh Kupang Ungkap Tantangan PKS di NTT

Ia mengatakan, para struktur partai memang kesulitan melakukan sosialiasi karena label pada PKS sebagai partai Islam.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
PEMBICARA - Pengamat politik sekaligus pengajar dari Universitas Muhamadiyah Kupang, Amir Kiwang (tengah) saat mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi PKS di NTT, Minggu, (24/8/2025) di Hotel Harper Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Pengamat politik dari Universitas Muhamadiyah (Unmuh) Kupang, Amir Kiwang mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Amir menjadi salah satu pembicara saat Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW PKS NTT, Minggu (24/8/2025) di Hotel Harper Kupang. Anwar Hajral memandu diskusi tersebut.

Adapun pengamat lainnya yang hadir adalah Yohanes Jimmy Nami dari Universitas Nusa Cendana. 

Amir dalam penyampaian awal menyebut PKS NTT punya aktivitas sosial paling tinggi. Tapi, efek dari itu cukup minim terhadap elektoral partai. Maka perlu ada evaluasi dari sisi itu. 

Baca juga: Bupati Kupang jadi Peserta PKPA yang Digelar Fakultas Hukum Unmuh Kupang dan Peradi

"Apa itu efek itu pada elektoral kita. Kalau itu untuk ibadah ya sudah selesai. Kalau untuk kerja elektoral maka perlu diukur," katanya. 

Amir mengatakan, tidak boleh dinafikan bahwa NTT punya basis masyarakat Katolik dan Protestan. PKS yang dianggap sebagai partai Islam, harus punya strategi agar bisa melebur kedalam berbagai kelompok. Sebab, PKS merupakan organisasi kepartaian. 

Ia mengatakan, para struktur partai memang kesulitan melakukan sosialiasi karena label pada PKS sebagai partai Islam.

Padahal, NTT memiliki karakteristik tersendiri dan PKS merupakan insitusi partai yang terbuka untuk semua orang. 

Beberapa pencapaian selama ini seperti kader PKS yang menjadi anggota DPRD maupun kepala daerah, sebetulnya lebih kepada peran personal. Partai hanya mendapat dampak kecil. 

Tantangan lain adalah politik berbasis klan dan personalisme. Sehingga PKS harus turun ke tengah masyarakat dan mengambil keluhan masyarakat. Kehadiran partai memang sangat penting. 

Apalagi, NTT memiliki topografi yang sulit. PKS harus menembus berbagai batasan yang selama ini kerap membatasi berbagai kerja partai. Amir juga mengingatkan PKS agar mengantisipasi pragmatisme saat pelaksanaan pemilihan. 

"Isu ideologi itu cukup kuat. Tapi apakah saya pilih dia, belum tentu. Pilihan itu banyak variabel. Ini yang perlu ditemukan," katanya. 

Amir kemudian menawarkan langkah politik PKS selanjutnya adalah menggandeng semua tokoh masyarakat dan pemilih lokal. Tapi, perlu pertimbangan lebih mendalam ketika memasukkan kedalam struktural. 

Selain itu, PKS perlu adaptif terhadap isu lokal. Begitu juga dengan kampanye yang harus kongkrit. Sekalipun menggelar kampanye dengan banyak orang, tapi relevansi kampanye harus terukur. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved