Kasus Malaria di Sumba Timur Turun Drastis, Juli 2025 Hanya 253 Kasus

“Itu salah dua faktor penularannya,” ujar Naomi.

Untuk pemberantasan malaria, Naomi menyebutkan, Dinas Kesehatan terus melakukan berbagai langkah. Seperti menjalankan Instruksi Bupati yang mana 70 persen penduduk terperiksa malaria. Hingga Juli 2025, capaian pemeriksaan sudah 46,88 persen.

Selain itu, pihaknya melakukan penaburan larvasida di tempat perindukan nyamuk, pemeriksaan pada ibu hamil dan anak-anak di puskesmas, penyemprotan dinding rumah dengan pestisida, dan pembagian kelambu, terutama untuk ibu hamil.

“Beberapa tempat kita lakukan penyemprotan dinding rumah. Menempelkan pestisida di dinding rumah. Dengan harapan, nyamuk nempel di dinding dan mati,” jelasnya.

“Tahun ini akan didistribusikan 152.900 lembar kelambu,” tambahnya.

Naomi mengungkapkan sejumlah kendala berantas malaria. Yaitu masih ada masyarakat yang tidak peduli untuk periksa diri ke puskesmas. 

Selain itu, faktor topografi juga ikut membatasi akses penelusuran terhadap kasus malaria ke sumbernya.

“Ada yang takut periksa malaria. Kita tidak bisa periksa nyamuknya, yang bisa kita periksa hanya manusianya,” ungkapnya.

Ia berharap masyarakat kooperatif melakukan pemeriksaan. Minum obat hingga habis, dan menjaga kebersihan lingkungannya.

“Jika ada warga dari luar yang masuk, sebaiknya dalam 24 jam sudah dilaporkan ke petugas untuk diperiksa. Kepala desa harus siaga. Terutama bila berasal dari wilayah zona merah,” tutupnya.

Ia juga berharap, kelambu yang akan dibagikan jangan dipakai untuk pagar ternak babi peliharaan. (dim)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS