Opini
Opini: Guru, Tanda Jasa dan Pembangun Insan Cendekia
Guru menjadi tempat berpijak yang kokoh bagi anak didik untuk mengembangkan kreativitas bahkan berinovasi.
Pertama, ing ngarso sung tulada mengandung makna guru berada pada garda terdepan berperan sebagai penunjuk jalan.
Memberi terang bagi kegelapan berpikir anak didik. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Kedua, ing madya mangun karsa mengandung arti guru berada dan hadir di tengah-tengah anak didik untuk mengayomi, menjadi panutan, digugu, ditiru dan diteladani.
Ketiga, tut wuri handayani yang berarti guru hadir memberi peneguhan dan kekuatan dari belakang sebagai penyemangat.
Selain ketiga semboyan Ki Hajar Dewantara di atas, Pratiwi Ika Narastiwi dalam buku ‘Guru yang Berkarakter Kuat’ (2012) karya Hawari Aka, menganalogikan guru sebagai air, udara, api dan tanah. Sebagai air, guru mesti tetap memberi kesejukan dan kesegaran.
Demikian juga sebagai udara, guru mesti tetap memberi kelegaan dan napas kehidupan. Napas kehidupan dalam artian memberi spirit, roh, semangat bagi anak didik.
Sebagai api, guru mesti tetap memberi kehangatan serta menerangi budi dan hati.
Selain itu, sebagai tanah, guru menjadi tempat berpijak yang kokoh bagi anak didik untuk mengembangkan kreativitas bahkan berinovasi.
Dengan demikian, dibutuhkan sosok penyejuk yang memberikan kesegaran dan kehangatan, cahaya yang terang serta tempat pijak dan ruang bagi anak didik untuk berkembang menjemput setiap impian yang beragam.
Jika semua itu dialami anak didik, maka kepahlawanan seorang guru sebagai pengajar dan pendidik telah termanifestasi dan teraplikasi.
Mengenang Jasa Guru
Dalam Himne Guru, guru lazim disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Menurut Mintara A. Sufiyanta (2011), ada tiga penghargaan mulia yang dihaturkan kepada para guru dan pendidik.
Pertama, nama selalu hidup di dalam sanubari. Kedua, bakti-perjuangan diukir di dalam hati.
Ketiga, terima kasih ditatah pada prasasti jiwa para anak didik. Pertanyaannya, masih perlukah tanda-tanda jasa lahiriah bagi para guru dan pendidik?
Sebagai penghargaan, semestinya para guru pantas menerima berbagai tanda jasa.
Albertus Muda
SMAS Keberbakatan Olahraga San Bernardino
guru beban negara
Opini Pos Kupang
Ki Hajar Dewantara
POS-KUPANG.COM
insan cendekia
Nusa Tenggara Timur
NTT
Opini: Urgensi Pembangunan Pariwisata Inklusif dan Berkelanjutan di Pulau Padar |
![]() |
---|
Opini: Manajemen Pendidikan SD di NTT, Sensitif terhadap Konteks Lokal untuk Atasi Keterbatasan |
![]() |
---|
Opini: Terang Sang Sabda di Tanah Sumba, Menyembuhkan Yang Terluka |
![]() |
---|
Opini: Ekologi Sastra, Harmoni Manusia dan Alam |
![]() |
---|
Opini: Pati dan Wajah Demokrasi Minus Diskursus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.