Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 20 Agustus 2025, "Hidup Kekal adalah Anugerah Allah!"
Penginjil Matius dalam bacaan Injil hari ini menggambarkan Kerajaan Sorga sebagai sebuah ladang yang subur dan butuh para pekerja.
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Rabu, 20 Agustus 2025
Peringatan Wajib St. Bernardus
Hak. 9:6-15; Mzm. 21:2-3,4-5,6-7; Mat. 20:1-16a
Warna Liturgi Putih
Hidup Kekal adalah Anugerah Allah!
Pernahkah kita merasa diperlakukan secara tidak adil oleh kehidupan ini atau oleh orang lain? Mengapa kita yang harus mengalaminya?
Apakah kita kemudian pernah terpikir untuk bercerita kepada Tuhan tentang betapa kita sangat marah karena iri?
Penginjil Matius dalam bacaan Injil hari ini menggambarkan Kerajaan Sorga sebagai sebuah ladang yang subur dan butuh para pekerja. Ada seorang tuan rumah keluar untuk mencari para pekerja untuk kebun anggurnya.
Anggur melambangkan umat Israel sendiri yang setia kepada Yahwe (Yes 5:1-7. Yer 2:21. Yeh 17:6-10; 19:10-14). Upah yang ditawarkan adalah satu dinar sehari dan waktu kerjanya pun disesuaikan dengan waktu-waktu penting bagi orangorang Israel saat itu.
Tuan rumah itu pergi mendapatkan para pekerja dan mengundang mereka untuk bekerja pada jam enam pagi, sembilan pagi, dua belas siang, jam tiga sore dan jam lima sore.
Hal yang menarik bagi para pekerja adalah upah harian sudah disepakati di antara para pekerja dan tuan yang empunya kebun anggur yakni satu dinar.
Tuan rumah itu kelihatan murah hati, hanya cara pengupahannya provokatif. Mengapa dikatakan provokatif? Karena Ia menggunakan caranya tersendiri dalam memberi upah kepada para pekerja yang bekerja dari pagi hingga malam sesuai dengan kesepakatan kerja.
Orang yang dipanggil pertama untuk menerima upah adalah mereka yang bekerja dari jam lima sore, kemudian jam tiga sore, jam dua belas siang, jam sembilan dan jam enam pagi. Mereka semua menerima satu dinar.
Tentu saja muncul protes dari para pekerja karena Tuhan tidak memperhitungkan waktu kerja. Di pihak Tuhan, Ia memang mau menunjukkan kemurahan hatinya dan mau juga mengatakan semua orang itu sama atau sederajat.
Sikap murah hati dan provokatif tuan rumah ini tentu membuat para pekerja menjadi iri hati satu sama lain. Masa orang yang kerja jam lima sore juga mendapat satu dinar seperti orang yang masuk kerja pada jam
enam pagi.
Orang-orang bersungut-sungut ketika mendengar perumpamaan ini. Pikiran orang langsung kepada masalah keadilan sosial, hak-hak buruh tidak diperhatikan dengan baik. Tentu saja protes itu ditujukan kepada pemilik kebun anggur yang tidak lain adalah Tuhan sendiri.
Tetapi sang pemilik kebun anggur itu sambil tertawa, berkata: “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Memang Tuhan itu sangat berbeda dengan manusia. Ia mengasihi semua orang dengan kasihNya yang sempurna. Maka perumpamaan Yesus ini dapat dipahami dalam konteks kehidupan kekal. Bagi Yesus dalam perumpaman ini, kehidupan kekal tidaklah diperoleh karena hak untuk memperolehnya ataukah jasa-jasa baik dalam pengabdian. Kehidupan kekal itu adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan Allah.
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.