Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 Agustus 2025, "Merdeka untuk Mengasihi"

Jika dunia belum sepenuhnya merdeka, paling kurang hatimu sudah merdeka: merdeka dari iri hati, dari dendam, dari kebohongan, dan dari sikap apatis.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Adrianus Yohanes Mai SVD 

Renungan Harian Katolik
Minggu 17 Agustus 2025
Oleh: Pater Adrianus Yohanes Mai SVD
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Tema: Merdeka untuk Mengasihi

Yesus berkata: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:21)

Sabda ini mengingatkan kita bahwa hidup orang beriman selalu berada dalam dua ranah: kewarganegaraan di bumi dan kewarganegaraan di surga. Keduanya tidak boleh dipertentangkan, melainkan dijalani dalam harmoni.

Merdeka bukan hanya berarti bebas dari penjajahan fisik atau kuasa asing, tetapi lebih dalam lagi: merdeka berarti hati yang tidak lagi diperbudak oleh keserakahan, kebencian, atau ketakutan. Kita dipanggil untuk mengasihi negeri kita dengan segenap hati, sama seperti kita mengasihi Tuhan kita.

Kasih kepada tanah air menjadi wujud konkret kasih kepada Allah, sebab di sanalah kita menjalani panggilan hidup kita.

Jika dunia belum sepenuhnya merdeka, paling kurang hatimu sudah merdeka: merdeka dari iri hati, dari dendam, dari kebohongan, dan dari sikap apatis.

Hanya hati yang merdeka dapat benar-benar mengasihi. Dan dari hati yang merdeka itulah lahir keberanian untuk jujur, semangat untuk bekerja, dan kerelaan untuk berkorban bagi sesama.

Kemerdekaan bangsa Indonesia sendiri adalah buah dari perjuangan para pemimpin dan rakyat yang mengutamakan kebaikan bersama, bukan kepentingan pribadi (Sir 10:1–8). Tetapi kebebasan ini bukan alasan untuk hidup semaunya.

Santo Petrus menegaskan: “Hiduplah sebagai orang merdeka, tetapi jangan mempergunakan kemerdekaan itu sebagai alasan untuk berbuat jahat, melainkan hiduplah sebagai hamba Allah” (1Ptr 2:16).

Maka, kemerdekaan yang sejati adalah kemerdekaan untuk mengasihi. Di situlah kita sungguh merdeka sebagai warga bangsa dan sebagai anak-anak Allah.

Pesan untuk Kita Hari Ini

Kemerdekaan harus dijaga dengan keadilan. Pemimpin dan rakyat sama-sama dipanggil untuk hidup jujur dan mengutamakan kebaikan bersama.

Kebebasan berarti tanggung jawab. Sebagai orang beriman, kita bebas bukan untuk menindas, melainkan untuk melayani.

Kesetiaan ganda: pada Allah dan tanah air. Iman kepada Allah justru menguatkan cinta kita pada bangsa, sehingga kita bisa membangun Indonesia yang merdeka, adil, dan penuh kasih.

Doa Penutup

Ya Tuhan, terima kasih atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Bimbinglah para pemimpin agar bijaksana dan adil. Jadikan kami warga negara yang bertanggung jawab, yang setia kepada-Mu sekaligus mencintai tanah air kami. Semoga kemerdekaan ini selalu kami isi dengan kasih, persaudaraan, dan pelayanan. Amin. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved