Belu Terkini
Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku Serukan Hidup Sebagai Orang Merdeka
Uskup Mgr. Dominikus Saku menekankan kemerdekaan sejati bukan hanya soal bebas dari penjajahan
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA- Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr, memimpin misa syukur HUT ke-80 RI di Gereja Katedral Atambua, Sabtu (16/8/2025).
Pada momen bermartabat ini Uskup Mgr. Dominikus Saku menyerukan semua warga hidup sebagai orang merdeka sejalan dengan tema yang diusung pada perayaan ekaristi ini.
Turut hadir Bupati Belu Willybrodus Lay, SH, Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves, ST, jajaran Forkopimda, Staf Ahli TP PKK Kabupaten Belu, Konsulat Timor Leste di Atambua, para pimpinan OPD, biarawan-biarawati, serta ratusan siswa-siswi bersama umat.
Dalam homilinya, Uskup Mgr. Dominikus Saku menekankan kemerdekaan sejati bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tetapi juga soal keberanian mengelola dan menata kehidupan secara mandiri.
“Hiduplah sebagai orang merdeka. Merdeka berarti berdaulat untuk mengatur kehidupan sendiri. Walaupun secara de facto dan de jure kita sudah hidup di bumi Indonesia yang bebas merdeka, secara mental kita tetap ditantang untuk menghayati kemerdekaan itu,” tegasnya.
Baca juga: Camat Polen TTS Akui Ada Perputaran Ekonomi di Momen Pelayanan HUT ke-80 RI
Menurut Uskup, salah satu bentuk penghayatan kemerdekaan adalah melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik, menata kota, menata masyarakat, dan menjauhkan diri dari perilaku cinta uang, jabatan, serta kemewahan semata.
Ia menambahkan, kemerdekaan bukan hanya sebuah hak, melainkan juga jembatan emas yang harus dilalui bersama menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Karena itu, semua pihak memiliki tugas panjang untuk menjaga dan mengisi jembatan emas tersebut.
Dirinya mengajak untuk mengisi kemerdekaan dengan belajar dari Injil.
Untuk benar-benar merdeka, harus memiliki pikiran yang jernih, hati nurani yang bersih, serta kepekaan terhadap kesalahan, manipulasi, dan intrik.
"Yesus sendiri adalah korban dari konspirasi jahat, dan dari situ kita belajar bahwa kebebasan sejati hanya lahir dari kebenaran dan kasih,” ungkap Uskup Mgr. Domi. (gus)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.