Liputan Khusus
LIPSUS: TTS Kekurangan Alat Diagnosa TBC, Lonjakan Kasus Semakin Mengkhawatirkan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. RA Karolina Tahun menjelaskan jumlah kasus Tuberkulosis (TBC) meningkat dari Januari hingga Juli
“Melalui program ini, kita ingin mewujudkan desa dan kelurahan yang sehat, bebas TBC, dan mampu menjaga kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Target eliminasi TBC nasional pada 2030 harus kita capai,” ujarnya.
Di Kabupaten Flores Timur, ada ratusan warga mengidap penyakit TBC. Penyakit ini menular dengan cepat dan menyebar lewat udara atau dekat dengan penderita TBC.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Flores Timur, Sudirman Kia, mengatakan penyakit TBC tercatat sebanyak 145 orang. Angka kasus ini didata sejak Januari sampai Juni 2025.
Sudirman Kia menuturkan, dalam tahun 2025 ini, pihaknya diarahkan untuk menemukan 999 penderita TBC. Target yang butuh kerja ekstra petugas lapangan.
Dalam enam bulan, dinas ini baru menemukan 145 atau 14,5 persen. Suspek orang yang dicurigai mengidap TBC harus diperiksa. Terhadap hal ini, target suspek ada 4.857, namun pihaknya baru menjangkau 1.884 atau 38,79 persen.
Upaya memutus mata rantai penyebaran TBC terus dilakukan. Daerah ini hanya memiliki lima alat Tes Cepat Molekuler TCM).
Alat diagnosis penyakit TBC itu tersebar di Puskesmas Boru, Puskesmas Ritaebang, Puskesmas Waiwerang, Puskesmas Lambunga, dan RSUD Larantuka.
"Untuk penanganan, kita lakukan pemeriksaan terhadap suspek dulu, kemudian penegakkan diagnose. Setelah itu baru kita lakukan proses pengobatan. Di dalam proses pengonatan juga ada pengawas obat, biasanya oleh petugas kesehatan," kata Sudirman, Sabtu (9/8).
Sudirman menuturkan, fasilitas kesehatan yang punya TCM akan menjadi rujukan sampel bagi puskesmas-puskesmas terdekat. Jumlah puskesmas di wilayah kepulauan itu 21 dan tersebar di 19 kecamatan.
"Sehingga puskesmas-puskesmas yang punya TCM menjadi rujukan sampel," ucapnya.
*9 Orang Meninggal
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, drg Tommy Hermopan, menyampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai mencatat sebanyak 289 orang menderita tuberculosis atau TB.
Tommy menerangkan, jumlah temuan warga yang menderita TB sebanyak 289 orang. Jumlah ini termasuk warga di luar Kabupaten Manggarai.
Sedangkan khusus, Kabupaten Manggarai sebanyak 229 orang yang tercatat menderita TB terhitung sejak Januari hingga Juli 2025. Dari jumlah tersebut, 9 orang di antaranya meninggal dunia.
Tommy menerangkan, ada kasus kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti terlambat melakukan pengobatan, tidak melaporkan kasus ini dan lain sebagainya.
Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Sumba Timur Capai 275 Orang dalam Lima Tahun
Polda NTT Copot Kanit TTPO Terkait Dugaan Pelecehan Seksual |
![]() |
---|
Frids Wawo Lado dari NTT Ikut Pelatihan Juru Bicara Infrastruktur, Menko AHY Beri Apresiasi |
![]() |
---|
Kapolres di NTT Deklarasi Cegah TPPO, NTT Masuk 10 Besar Pengiriman PMI |
![]() |
---|
UCB Jadi Pusat Migran Center Nasional, Siapkan Tenaga Kerja Profesional ke Pasar Internasional |
![]() |
---|
Dilantik Jadi Guru Besar Undana, Prof. Petrus Kase: Momen Bahagia dan Membanggakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.