Belu Terkini
Deteksi Dini TBC, Pemkab Belu Gunakan Portable X-ray dan Perkuat Desa Siaga
Pada 29 Juli 2025 lalu, sebanyak 100 warga Kelurahan Fatubenao menjalani pemeriksaan kontak erat penderita TBC menggunakan portable X-ray.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Kesehatan terus mengintensifkan langkah menuju eliminasi Tuberkulosis (TBC) dengan menggelar deteksi dini lewat program Active Case Finding (ACF) dan penguatan Desa/Kelurahan Siaga TBC.
Hingga Juni 2025, tercatat 209 kasus TBC di Kabupaten Belu. Angka ini baru memenuhi sekitar 25,6 persen dari target penemuan kasus tahun ini yang ditetapkan sebesar 817 kasus, sehingga masih terdapat kesenjangan sekitar 608 kasus atau 74,4 persen.
Kecamatan Kota Atambua mencatat kasus tertinggi (38 kasus), sementara Kecamatan Lamaknen terendah (3 kasus).
Pada 29 Juli 2025 lalu, sebanyak 100 warga Kelurahan Fatubenao menjalani pemeriksaan kontak erat penderita TBC menggunakan portable X-ray.
Baca juga: Warga Lakmaras Belu NTT Serahkan Amunisi Senjata dan Granat Secara Sukarela
Layanan ini dilengkapi dengan pemeriksaan gejala, pengambilan sampel dahak, dan edukasi tentang bahaya serta penanganan TBC.
Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Belu, Marsi Loe, yang hadir mewakili Bupati Belu, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini TBC di masyarakat.
“TBC bukan penyakit kutukan, bukan guna-guna, dan bukan penyakit keturunan. Ini penyakit menular yang bisa disembuhkan jika dideteksi dini dan diobati tepat,” tegasnya.
Marsi Loe juga menyebutkan, ini adalah kali pertama layanan rontgen gratis dengan portable X-ray dilakukan langsung di tingkat kelurahan, dan Pemda berkomitmen memperluas jangkauan ke wilayah dengan beban kasus tinggi.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, dr. Elen Corputty, dalam kegiatan Diseminasi Kelurahan/Desa Siaga TBC dan Penanggulangan Stunting di Aula Kantor Bupati Belu (30/7/2025), menekankan pentingnya peran aktif masyarakat, tenaga kesehatan, dan perangkat desa dalam program ini.
“Melalui program ini, kita ingin mewujudkan desa dan kelurahan yang sehat, bebas TBC, dan mampu menjaga kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Target eliminasi TBC nasional pada 2030 harus kita capai,” ujarnya.
Selain TBC, dr. Elen menyoroti masalah stunting yang masih menjadi tantangan. Berdasarkan data MPPDM Agustus 2024, angka stunting di Belu mencapai 14,4 persen sementara target RPJMD 2024 adalah 12 persen.
Ia menegaskan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk menurunkan angka tersebut bersamaan dengan upaya eliminasi TBC. (gus)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.