Lewotobi Erupsi

Gunung Lewotobi Masih Level Awas, 600 Jiwa Masih Bertahan di Zona Rawan

Warga yang masih bertahan umumnya Dusun Podor dan Dusun Kampung Baru di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
AKTIVITAS WARGA - Suasana warga Desa Boru, berjarak lebih kurang 7 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki, Minggu (3/8/2025). Sebagian wilayah ini berada di zona rawan, namun banyak warga memilih bertahan atau tak mengungsi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Status  Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini masih Level Awas dengan potensi erupsi eksplosif, seperti yang terjadi pada Jumat (1/8/2025) malam.

Meski begitu, banyak warga setempat yang masih beraktivitas walaupun tempat tinggal mereka masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga yang masih bertahan umumnya Dusun Podor dan Dusun Kampung Baru di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.

Jarak dua wilayah ini dengan pusat gunung sekira 6 kilometer. Sementara rekomendasi PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi laki-laki harus 7 kilometer sektoral barat daya dan timur laut.

Baca juga: Dampak Letusan Gunung Lewotobi di Flores Timur NTT, Siswa SMPK Frater Maumere Belajar dari Rumah


Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, menyebutkan 130 keluarga dengan total sekira 600 jiwa memilih bertahan di kawasan rawan. Sementara 5.824 penyintas telah mengungsi ke posko terpusat maupun mandiri.

Avelina Hallan menuturkan, Pemerintah terus mengimbau warga agar jangan beraktivitas di zona KRB. Bahaya letusan eksplosif seperi saat Jumat malam dengan tinggi 10.000 meter dan 18.000 meter di atas puncak kawah gunung itu mesti menjadi perhatian serius.

"Informasi yang kami terima itu ada 600 jiwa yang berada di sana, di Dusun Kampung Baru dan Podor, juga ada warga Desa Klatanlo dan Hokeng Jaya yang memilih tinggal di Kampung Baru," ujar Avelina, Minggu (3/08/25) malam.

Warga juga diberitahu bahwa potensi letusan atau erupsi bisa berlangsung hingga lebih dari empat tahun lamanya. Namum warga di zona rawan mengaku tidak bisa meninggalkan usahanya.

"Iya, mereka punya usaha. Mereka berjanji untuk selalu memperhatikan peringatan dari grup informasi pengamat gunung, kepala desa nanti teruskan informasinya ke mereka," ucap Avelina.

Sementara itu, warga pengusaha di sana, mengungkapkan bahwa tak ada pilihan selain bertahan. Meninggalkan tempat usaha yang dirintis dari nol bukan perkara mudah. Mereka mengklaim masih punya daya untuk evakuasi mandiri.

 

Saat terjadi letusan besar, seperti yang selama ini dialami, masih tersedia beberapa menit bagi mereka untuk menyelamatkan diri ke wilayah perbatasan Flores Timur-Sikka, lebih jauh dari pusat erupsi.

"Kami selalu memantau informasi peningkatan aktivitas kegempaan. Saat terima informasi itu, kami langsung siap-siap ke tempat aman,"ujar salah satu warga, memimta agar namanya tak disebutkan.

 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved