Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 27 Juli 2025: Menjadi Pengemis di Hadapan Tuhan

Kita diajak mengetuk terus, meski belum dibukakan; untuk meminta terus, meski belum dijawab; untuk berharap terus, meski belum tampak jalan. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK ROMO LEO MALI
Romo Leo Mali 

Salib adalah tanda cinta Tuhan yang rela menanggung segalanya demi memenangkan hati manusia yang rapuh. Dalam salib itu, kita melihat Allah yang menjadi miskin, supaya kita yang miskin diangkat menjadi kaya oleh rahmat-Nya. 

Menimba dari pengalaman iman akan kasih Allah akan hidup manusia dan pencarian manusia akan kasih Allah, Luigi Giussani, seorang teolog Italia, pernah berkata bahwa sejarah keselamatan adalah sejarah para pengemis: Allah yang mengemis hati manusia, dan manusia yang mengemis belas kasih Allah. 

Relasi ini bukan sebuah hubungan transaksional, melainkan hubungan cinta yang sepenuh- penuhnya. Di sana, manusia tidak memiliki alasan untuk menyombongkan diri, dan Tuhan tidak pernah memaksa. 

Hanya kasih yang saling mencari yang membuat manusia dan Allah bertemu. 

Kasih seperti itu yang dimulai dari belas kasih Allah sendiri, yang menjadi kekuatan yang sanggup menaklukkan hati yang beku tanpa paksaan.

Marilah kita belajar menjadi pengemis di hadapan Tuhan—bukan dengan rasa hina, tetapi dengan hati yang sadar dan tahu diri: bahwa segala yang kita miliki hanyalah karena belas kasih-Nya. 

Kita diajak untuk mengetuk terus, meski belum dibukakan; untuk meminta terus, meski belum dijawab; untuk berharap terus, meski belum tampak jalan. 

Untuk merasa bergantung sepenuhnya kepada Dia. Karena Tuhan kita bukan Tuhan yang tuli atau jauh. 

Ia adalah Tuhan yang tersentuh oleh permohonan yang tulus, yang tergerak oleh air mata yang jujur, yang selalu disentuh oleh doa yang lahir dari kerinduan hati manusia yang paling dalam. 

Seperti Abraham, seperti Paulus dan bahkan seperti Yesus sendiri, marilah kita menjadi pengemis kasih di hadapan Tuhan, sebab hanya dengan cara itu kita belajar mengenal-Nya sebagai Bapa—yang hatinya selalu tergerak oleh belas kasih kepada anak-anak-Nya dan yang kepadaNya kita selalu kembali. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved