Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 27 Juli 2025, "Bertekun Dalam Doa"
Berdoa itu gampang-gampang susah. Jika doa hanya sekedar menutup mata, lalu dengan tenang mendengarkan doa yang diucapkan pemimpin ibadat
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Minggu, 27 Juli 2025
Hari Minggu Biasa XVII
Hari Orangtua, Kakek dan Nenek Sedunia
Kej. 18:20-33; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6-7ab,7c-8; Kol. 2:12-14;
Luk. 11:1-13
Warna Liturgi Hijau
"Bertekun dalam Doa"
Saudari–saudaraku yang terkasih dalam Kristus
Berdoa itu gampang-gampang susah. Jika doa hanya sekedar menutup mata, lalu dengan tenang mendengarkan doa yang diucapkan pemimpin ibadat atau orang lain, maka berdoa itu gampang.
Tetapi jika kita sendiri yang harus mengucapkan doa dengan ujud yang khusus pula, apalagi kalau disuruh berdoa oleh orang lain, maka berdoa itu bisa menjadi suatu beban yang berat.
Menjadi lebih susah dan berat lagi jika ternyata doa-doa kita itu seakan tidak pernah terkabulkan, seakan-akan Tuhan tidak mau peduli pada hal kita sudah berlutut lama-lama di Gereja atau di kamar, mulut kita komat-kamit mengucapkan doa yang panjang-panjang.
Bagi orang yang hidup rohaninya sudah matang dan mendalam, doa sudah menjadi kebutuhan dan sumber penghiburan rohani, sedangkan bagi orang yang berdoa selagi perlu atau menyesuaikan diri dengan lingkungan, maka doa bisa menjadi beban, atau sekedar rutinitas.
Bagi orang yang terpaksa berdoa, maka doa dilaksanakan tanpa keterlibatan personal, tanpa keikutsertaan hati, dan meluluh suatu aktivitas pikiran.
Kitab Kejadian hari ini berkisah tentang Abraham yang mengadakan tawar-menawar dengan Malaikat Tuhan untuk menghancurkan kota Sodom dan Gomora (Kejadian 18: 20-32). Tawar-menawar ini merupakan suatu contoh doa yang sungguh melibatkan pendoa secara personal.
Allah berniat menghancurkan Sodom dan Gomora yang bergelimang dalam dosa dan kejahatan. Abraham tergerak hati untuk menyelamatkan kota Sodom dan Gomora, maka dia mulai berdoa dengan cara mengadakan tawar-menawar dengan Allah. Apakah Tuhan menghukum mereka, jika ada lima puluh orang benar?
Dan jika hanya empat puluh, tiga puluh, lalu dua puluh dan sepuluh? Allah menegaskan pada Abraham bahwa Ia tidak akan menghukum Sodom dan Gomora jika di sana terdapat sepuluh orang benar.
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus
Apa pesan Tuhan bagi kita pada hari Minggu ini? Pertama, doa itu memerlukan keterlibatan pribadi. Abraham telah memperlihatkan bahwa orang perlu bertekun dalam doa meski pun hasilnya tidak pernah pasti.
Dia telah berusaha membujuk Allah agar tidak menghukum Kota Sodom dan Gomora. Tetapi Allah tidak mengabulkan doanya itu sehingga Sodom dan Gomora kemudian dimusnahkanNya. Kendati doanya tidak pernah terkabul, tetapi Abraham tidak pernah marah, tidak putus asa, tidak mengomeli Allah, tidak berpindah agama, tidak menjadi kejam terhadap orang lain.
Abraham menerima keputusan Allah dan dia kembali ke kemahnya dengan tenang dan penuh keyakinan bahwa Tuhan akan senantiasa bertindak benar dan adil. Dia menerima keputusan Allah.
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025,Dalam Pertobatan: Allah Menjaga Privasi |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025, "Singkirkan Kepalsuan, Taburkan Kebenaran Sejati" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025, "Bersihkan Dahulu Bagian dalam Cawan" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.