Opini

Opini: Budayakan Literasi Baca Tulis dalam Keluarga

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tampak di dalam lemahnya kebiasaan membaca di kalangan anak-anak Indonesia. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Gebrile Mikael Mareska Udu. 

Dalam kebanyakan keluarga, anak-anak sering kali dimanjakan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi seperti Handphone dan Televisi. 

Oleh karena kurangnya pengawasan orang tua, pada akhirnya anak-anak terbiasa dengan budaya Hunting, Posting, Chating, Gaming, Shopping, dan lain sebagainya. Mereka lebih mementingkan itu semua dan lupa meningkatkan literasi membaca dan menulis.

Seorang pakar pendidikan mengungkapkan bahwa keseringan anak menonton televisi atau berselancar dalam dunia maya mengakibatkan efek samping serius bagi prestasi akademik mereka khususnya dalam hal membaca dan menulis. 

Otak mereka cenderung beristirahat. Untuk menikmati tayangan yang ditawarkan di dalam televisi/Hp tidak diperlukan perjuangan yang ekstra sehingga otak anak-anak menjadi malas, kurang bekerja dan kurang produktif.

Tak dapat dimungkiri bahwa TV dan HP membuat otak anak-anak tidak terbiasa berpikir. Otak mereka justru terbiasa dengan informasi yang seharusnya tidak layak bagi mereka. 

Hal itu tak pelak membuat daya kritis pada otak anak menjadi tumpul dan tidak siap untuk belajar.

Literasi Baca-Tulis

Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan dasar berbahasa yang penting untuk dipahami dan dikuasai anak-anak. 

Meskipun kedua keterampilan tersebut memiliki pengertian yang berbeda namun mengandung hubungan yang erat. 

Keterampilan membaca membantu anak-anak untuk mengubah pola pikir lama yang didikte oleh pemikiran yang salah kepada peningkatan wawasan dan pengetahuan baru. 

Wawasan dan pengetahuan itu pada gilirannya dituangkan dalam bentuk tulisan. 

Oleh karena itu keterampilan membaca tanpa dibarengi dengan keterampilan menulis ibarat orang yang berjalan pincang.

Keterampilan membaca dan menulis dapat menunjang mutu pendidikan seseorang.

Ketika kedua keterampilan tersebut bekerja dengan baik, individu mampu belajar secara mandiri, berpartisipasi aktif dalam diskusi ilmiah dan menyampaikan pendapat secara efektif.

Selain itu kemampuan kedua literasi tersebut mendorong kepercayaan diri anak dalam berkomunikasi, membuka akses terhadap berbagai sumber ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan dalam menghadapi tantangan. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved