NTT Terkini 

Hanya Dua BUMD Milik Pemprov NTT Catat Deviden, Dua Nyaris Gulung Tikar

Dari 4 BUMD milik Pemprof NTT hanya dua BUMD yang mencatat deviden, dua lainnya nyaris Gulung Tikar

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.ISTIMEWA
BUMD PEMPROV NTT - Flobamor merupakan alah satu BUMD milik Pemerintah Provinsi NTT. Hanya Du a BUMD Milik Pemprov NTT Catat Deviden, Dua Nyaris Gulung Tikar 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Nah 4 BUMD tersebut adalah PT Bank NTT, PT Jamkrida, PD Flobamor dan PT KI Bolok.

Dari 4 BUMD milik Pemprof NTT itu hanya dua BUMD yakni Bank NTT dan Jamkrida yang mencatat deviden dan memberi kontribusi positif ke daerah. 

Sedangkan dua lainnya yakni PT KI Bolok dan PD Flobamor nyaris Gulung Tikar

Empat BUMD ini bergerak pada berbagai sektor seperti perkapalan, industri hingga keuangan. 

Berikut rangkuman informasi empat perusahaan daerah yang dhimpun dari berbagai sumber:

Baca juga: Wakil Gubernur NTT Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran

1. PT Flobamor 

Perusahaan yang didirikan pada tahun 2010 dengan alamat di jalan Teratai Kelurahan Naikolan Kota Kupang, NTT. Perusahaan ini memiliki usaha pada perdagangan sapi, perdagangan beras dan jagung, aspal, Additif perkerasan jalan (Soil Additif), dan potensi peluang usaha lain yang berdampak
pada ekonomi kerakyatan.

BUMD ini juga mengoperasikan tiga kapal penyebrangan yakni KMP Pulau Sabu, KMP Ile Boleng dan KMP Sirung. Pemprov NTT menjadi pemegang saham utama dengan total Rp 19.406.813.000 dan Koperasi Praja Mukti Rp 20.000.000 dengan total keseluruhan Rp 19.426.813.000.

Tahun 2019 Pemprov melakukan penyertaan modal sebesar Rp 425 juta dan tahun 2020 Rp 1,25 miliar. Sehingga secara jumlah ada modal Pemprov NTT sebesar Rp 20 miliar lebih. Meski demikian, sejak tahun 2020 belum memberikan setoran pendapatan secara signifikan. 

Tahun 2021 PT Flobamor hanya menyetor Rp 250 juta dari target Rp 500 juta. Belum ada informasi terbaru mengenai setoran PT Flobamor ke Pemprov NTT sejak tahun 2022 hingga kini. 

Baca juga: Dinas Pertanian NTT Komit Bangun Ketahanan Pangan Daerah

2. PT Kawasan Industri Bolok

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2019 lalu dengan alamat di Jalan Helong Jaya Desa Bolok Kabupaten Kupang. Perusahaan ini berdiri dengan modal awal Rp 2.000.000.000 pada tahun 2020 dan tahun 2021 Rp 20.000.000.000. Pemprov NTT menjadi pemegang saham pengendali. 

Sejak diberi modal, hingga saat ini belum ada setoran pendapatan ke Pemprov NTT. Manajemen KIB baru berkomitmen untuk memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2025 sebesar Rp 250 juta. Secara keseluruhan, perusahaan ini merugi Rp 700 juta. 

Adapun perusahaan tersebut memiliki unit usaha pada sektor penyediaan lahan maupun perkantoran kawasan bagi investor. Dari 900 hektar, baru 200 hektar yang tersertifikasi resmi. 

Dari laman resminya, empat perusahaan yang melakukan investasi di Kawasan Industri Bolok adalah Gulf Minerals, PLTU Bolok, PT Dwi Sejati Timor Beton dan PT Ecomec Resource Indonesia. 

3. PT Jamkrida NTT

Perusahaan penjamin kredit ini berdiri tahun 2013 lalu. Perusahaan itu menjalankan unit usaha seperti penjaminan kredit pada UMKM hingga konsultasi manajemen usaha bagi penguatan sektor usaha UMKMK. 

Perusahaan daerah ini hingga kini memiliki modal inti Rp 129 miliar. Adapun pemberian modal dari Pemprov NTT dilakukan secara bertahap selama tiga tahun dari kurun 2020 sampai 2023.

Pemprov NTT belum memberikan modal tambahan Rp 21 miliar dari penyertaan modal Rp 25 miliar yang disepakati tahun 2020 lalu. Adapun saham lainnya dimiliki GPKRI sebanyak Rp 100 juta.

Tahun 2024, PT Jamkrida memiliki total aset Rp 261 miliar dan laba Rp 14 miliar. Deviden yang disetor ke Pemprov NTT pada tahun 2025 yakni Rp 7 miliar. 

4. PT Bank NTT

Bank daerah ini didirikan pada tahun 1962. Salah satu perusahaan daerah itu bergerak pada sektor keuangan. Bank NTT memiliki modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun. 

Pemprov NTT menjadi pemegang saham pengendali dengan total saham sebesar Rp 525 miliar lebih atau sekitar 25 persen. Tahun 2024, Bank NTT melakukan setoran deviden sebanyak Rp 38 miliar lebih ke Pemprov NTT

Bank NTT menjadi perusahaan dengan penyertaan modal yang relatif lancar dari Pemprov NTT, termasuk masa pandemi covid-19. Berbeda dengan tiga perusahaan lainnya, yang sedikit tersendat dan bahkan tidak dilakukan sama sekali seperti PT Flobamor dan PT Kawasan Industri Bolok. 

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi NTT Linus Lusi berkata, sejak 2024 tidak ada penyertaan modal ke PT Flobamor dan PT KIB. 

"PT. Flobamor dan KI Bolok itu tidak ada anggaran. Ini terkait kinerja. Dua BUMD yang berkontribusi ke PAD itu Jamkrida dan Bank NTT," katanya, Minggu (20/7/2025). 

Dalam berbagai arahan pimpinan, kata Linus Lusi, PT Flobamor dan KI Bolok harusnya memberi kepastian dengan berbagai inovasi dan terobosan. Dia mencontohkan PT Flobamor sejauh ini belum ada kontribusi yang lebih signifikan ke Pemerintah. 

Berbagai pandangan paripurna DPRD NTT, menurut dia, selalu menjadi sorotan. Hal ini perlu disikapi secara serius. Linus Lusi menegaskan, perusahaan milik pemerintah harus berkontribusi positif untuk pendapatan Pemerintah. 

"Sehingga dua BUMD ini harus mencari terobosan. Ini terkait dengan manajemen sehingga bisa menopang target PAD Rp 2,8 triliun. Manajemen baru yang ada, harus menciptakan terobosan yang luar biasa

Dia berpandangan, harusnya perusahaan daerah bisa memberikan pengembalian ke Pemerintah bahkan lebih dari dua kali lipat dari modal yang diberikan Pemerintah. 

Mantan Penjabat Wali Kota Kupang itu menyebut KI Bolok pada informasi yang terakhir dia peroleh, hanya memberi deviden ke Pemerintah Rp 200 juta. Nilai itu baginya sangat kecil dengan level perusahaan daerah. 

"Kita bandingkan dengan sekolah-sekolah yang disumbangkan lewat Dinas Pendidikan dari retribusi itu hampir Rp 1 miliar lebih. BUMD ini di kasih duit, dikelola, masa hanya Rp 200 juta per tahun. Masa kalah sama dengan SMA/SMK/SLB," ujarnya. 

Linus Lusi yakin kalau ada pembenahan dalam manajemen maka akan ada terobosan lebih besar. Dengan begitu berbagai peluang pun dicapai dan mendongkrak pendapatan asli daerah. 

Ia juga menyarankan manajemen KI Bolok untuk membereskan masalah tanah yang menjadi hal penting. Sebab, investor perlu keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi. 

"Yang memberi luar biasa itu Bank NTT. Kedua Jamkrida. Yang lain nol," kata mantan Penjabat Bupati Ngada ini. (fan) 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved