NTT Terkini
WVI Selenggarakan Bedah Strategi Percepatan Penurunan Stunting di NTT
Dia menjelaskan faktor sanitasi dan lingkungan pun ikut berpengaruh. Kemiskinan di NTT masih diatas 40 persen yang berpeluang menambah stunting di NTT
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar bedah strategi percepatan penurunan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan itu mengusung tema "Melihat hasil SSGI 2024 dan strategi ke depan", berlangsung di Hotel Harper Kupang, Jumat (18/7/2025).
Iwan Ariawan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia memaparkan materinya dibalik angka prevalensi stunting tahun 2024.
Dia menyebut hasil SSGI tahun 2024 stunting di NTT tergolong masalah gizi dan kurang gizi
tergolong sangat tinggi. Ia juga memaparkan beberapa data mengenai stunting hingga faktor yang menyebabkan stunting.
Baca juga: Puncak HUT ke-63, Bank NTT Cabang Rote Ndao Serahkan Bingkisan Kasih kepada 20 Anak Stunting
Dia menjelaskan faktor sanitasi dan lingkungan pun ikut berpengaruh. Kemiskinan di NTT masih diatas 40 persen yang berpeluang menambah stunting di NTT.
Iwan kemudian mengajak adanya upaya kolaborasi dalam mengurai persoalan ini. dengan semangat kolaborasi dan kerja keras melakukan intervensi individual, intervensi spesifik dan intervensi sensitif pencegahan stunting tepat sasaran, NTT akan mencapai target RPJP 2045 penurunan prevalensi stunting.
"Harus dilakukan secara kolaboratif dan kerja keras untuk mencapai hal itu," katanya.
Kepal BKKBN NTT Faizal Fahmi menyebut peran besar perlu dilakukan agar pasangan usia subur dan ketika menikah adalah tidak melahirkan anak stunting baru. BKKBN sendiri telah melakukan pendampingan keluarga beresiko stunting.
Namun, kesulitannya adalah melakukan pendampingan pada keluarga yang hendak menikah. Pendekatan lainnya adalah lintas kolaborasi.
"Saya kira cukup jelas. Kita harus kerja dimana, sasaran kita dimana. Setiap kabupaten punya permasalahan sendiri. Tidak bisa digeneralisir," katanya.
Baca juga: WVI Gelar Workshop Perempuan dan Disabilitas Dorong Pertanian di NTT
Dia berkata, stunting tidak boleh ditangani secara berlarut-larut. Perlu ada aksi nyata dengan dukungan berbagai program Pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis hingga keberadaan Sekolah Rakyat.
"Saya kira peluang ini harus kita manfaatkan, sehingga kekurangan dana untuk mensupport anak-anak yang kurang gizi, bisa terpenuhi," katanya.
Kepala Bapperida Kabupaten Kupang Juhadri D Selan menyebut dalam berbagai kesempatan, persoalan utama adalah mengenai pembiayaan. Bila melakukan intervensi, dana BOK rata-rata baru cari bulan Juli. Demikian juga dengan Dana Desa.
"Artinya kita ada space bulan yang kita tidak tangani apa-apa. Kita di Kabupaten Kupang coba ambil solusi, DAK DAU untuk memastikan tidak ada kekosongan PMT," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.