Kota Kupang Terkini
BPJS Ketenagakerjaan Hadirkan Perlindungan Sosial bagi Jemaat GMIT Alfa Omega
Penyerahan santunan ini dilangsungkan secara simbolis dalam gedung gereja, disaksikan oleh pendeta, pengurus GMIT
POS-KUPANG.COM, KUPANG- BPJS Ketenagakerjaan NTT menyerahkan santunan jaminan kematian sebesar Rp42 Juta kepada keluarga almarhum Nelci Hauteas, salah satu jemaat GMIT Alfa Omega Labat yang menjadi peserta aktif program, pada Minggu (13/7/2025) lalu.
Penyerahan santunan ini dilangsungkan secara simbolis dalam gedung gereja, disaksikan oleh pendeta, pengurus GMIT, para jemaat, dan perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan NTT.
Santunan tersebut menjadi simbol komitmen antara gereja dan negara untuk memastikan masyarakat, khususnya jemaat gereja, mendapatkan perlindungan saat menghadapi musibah seperti kematian atau kecelakaan kerja.
Pdt. Belandina M. Kana- Boru, S.Th, biasa disapa Pendeta Ellen, menyampaikan kepada media bahwa penyerahan santunan ini bukanlah yang pertama di Gereja Alfa Omega Labat.
Ini sudah menjadi kali ke-14 gereja tersebut menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan untuk jemaatnya.
Baca juga: GMIT Kota Baru terima Santunan Jaminan Kematian dari BPJS Ketenagakerjaan
Pendeta Ellen menjelaskan, Gereja Alfa Omega Labat memiliki tim diakonia yang disebut “Perisai”, yang dikomandoi oleh dua pendeta yakni dirinya bersama, Pdt. Vivi Lay-Leinussa, S.Th.
Melalui tim ini, gereja aktif mendaftarkan jemaat ke program BPJS Ketenagakerjaan, khususnya bagi yang tergolong rentan.
Lebih lanjut, Pendeta Ellen mengungkapkan bahwa inspirasi mendaftarkan jemaat datang dari pengalaman pribadinya melihat program serupa di daerah Soe.
Ketika melihat langsung bagaimana manfaat yang diterima jemaat saat menghadapi musibah, ia dan gereja merasa tergerak untuk menjadikan ini sebagai bagian dari pelayanan diakonia gereja.
“Kami dulu kasih diakonia hanya Rp150 ribu. Sekarang, lewat program ini, jemaat bisa menerima santunan hingga Rp42 juta. Gereja tidak mampu kasih uang sebanyak itu, tapi lewat kerja sama ini, gereja bisa menjadi saluran berkat yang lebih besar,” ujarnya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Jaminan Kematian ke Ahli Waris Pegawai Sat PolPP Sabu Raijua
Gereja Alfa Omega Labat telah mendaftarkan ratusan jemaat ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
Data terakhir mencatat lebih dari 600 jemaat didaftarkan oleh gereja, sementara lainnya mendaftar secara mandiri.
Tanggapan jemaat pun kian positif. Awalnya ada kekhawatiran mengenai beban keuangan gereja, namun setelah beberapa kejadian nyata menunjukkan manfaatnya termasuk kasus di mana jemaat meninggal hanya beberapa hari setelah mendaftar dan tetap menerima santunan kepercayaan masyarakat semakin kuat.
"Dua kejadian nyata itu jadi testimoni iman. Banyak yang awalnya ragu, tapi setelah lihat bukti, sekarang malah banyak yang datang sendiri. Besok pun akan ada yang bawa KTP untuk daftar,” kata Pendeta Ellen.
Pendeta Ellen menyampaikan harapannya agar lebih banyak gereja membuka diri terhadap program ini, karena selain memberi rasa aman, hal ini juga menjadi bentuk nyata kehadiran Tuhan melalui kerja sama dengan negara.
Baca juga: Penjabat Bupati Sumba Tengah Lery Rupidara Serahkan Jaminan Kematian BPJS Kepada Empat Warga
“Kami berharap, program pemerintah ini tidak hanya diketahui, tapi juga dijalankan. Gereja harus jadi model. Kita dukung karena ini bentuk nyata Tuhan siapkan berkat lewat mitra kita, pemerintah,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan NTT, Wawan Burhanuddin, memandang inisiatif gereja ini sebagai langkah mulia dan progresif.
Transformasi dana diakonia menjadi perlindungan sosial bagi jemaat bukan hanya membantu saat terjadi risiko kerja, tetapi juga menjadi wujud kasih yang nyata dan berkelanjutan bagi kesejahteraan jemaat.
“Ini adalah bentuk kepedulian iman yang relevan dengan kebutuhan jemaat, sehingga mereka tidak hanya mendapat penguatan rohani, tetapi juga kepastian perlindungan dalam menghadapi risiko kerja sehari-hari,” ucap Wawan.
Wawan menambahkan, kolaborasi ini dapat menjadi model nasional yang dapat direplikasi oleh gereja-gereja dan lembaga keagamaan lainnya di berbagai daerah.
“Melalui skema gotong royong perlindungan jaminan sosial bagi jemaat atau masyarakat rentan, kita dapat memperluas cakupan perlindungan pekerja informal secara lebih cepat dan tepat sasaran. BPJS Ketenagakerjaan siap untuk mendampingi dan memfasilitasi jika ada gereja atau lembaga keagamaan lain yang ingin mengadopsi pola serupa,” tambahnya.
Baca juga: Resmi! Pramudya Iriawan Buntoro diangkat Sebagai Dirut BPJS Ketenagakerjaan
Saat ini BPJS Ketenagakerjaan telah menjalin berbagai bentuk kerja sama dengan lembaga keagamaan di banyak daerah untuk mendukung perlindungan sosial masyarakat rentan, termasuk pekerja informal dan pekerja rentan.
"Kami terbuka dan terus memperluas kemitraan strategis dengan seluruh lembaga keagamaan tanpa terkecuali, karena kami percaya bahwa lembaga keagamaan memiliki peran besar dalam memperluas edukasi dan implementasi perlindungan sosial di tengah masyarakat,” jelas Wawan.
BPJS Ketenagakerjaan berperan aktif dalam mendampingi gereja-gereja yang melakukan inovasi melalui edukasi asistensi pendaftaran, hingga pendampingan pembayaran iuran secara kolektif.
Wawan memastikan setiap langkah implementasi berjalan lancar dan sesuai dengan regulasi, sehingga perlindungan dapat segera dirasakan oleh jemaat.
“Kami juga membuka ruang konsultasi dan pelatihan secara berkelanjutan agar gereja dapat menjadi perpanjangan tangan perlindungan sosial bagi jemaatnya secara mandiri dan berkelanjutan,” tutup Wawan.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Rp 42 Juta Kepada Keluarga Kristina Buik, Petani di Malaka
Melindungi jemaat dari risiko kecelakaan kerja dan kematian adalah bentuk kasih konkret, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal dan tidak memiliki perlindungan.
BPJS Ketenagakerjaan siap membantu dan mendampingi agar prosesnya mudah, transparan, dan dapat dijalankan secara bertahap sesuai dengan kemampuan gereja.
Program ini menjadi momentum edukasi kepada jemaat yang masih takut terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan karena khawatir kehilangan akses bantuan sosial lainnya.
Dengan kolaborasi gereja dan BPJS Ketenagakerjaan melalui tim “Perisai”, harapannya akan lebih banyak anggota jemaat yang tersentuh dan sadar pentingnya perlindungan jaminan sosial.
GMIT Alfa Omega Labat menjadi contoh nyata bagaimana institusi keagamaan bisa menjadi garda terdepan dalam menghadirkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat secara nyata.
Baca juga: Pemprov NTT Perkuat Perlindungan Pekerja Melalui Program BPJS Ketenagakerjaan
Penyerahan santunan ini kembali menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga keagamaan dan negara dalam perlindungan sosial bukan hanya mungkin, tapi juga sangat berdampak.
Gereja bukan hanya tempat ibadah, tapi juga rumah perlindungan bagi jemaatnya secara spiritual dan sosial. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.