Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 13 Juli 2025, "Kepedulian itu Tembus Batas"
Dalam ketakberdayaan itu, dia butuh bantuan orang yang lewat. Yesus sangat mahir menempatkan tokoh-tokoh sentral dalam adegan demi adegan.
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Minggu, 13 Juli 2025 Hari Minggu Biasa XV
Ul. 30:10-14; Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37 atau Mzm.
19:8,9,10,11; Kol. 1:15-20; Luk. 10:25-37
Warna Liturgi Hijau
Kepedulian itu Tembus Batas
Pada hari ini drama kemanusiaan kita dipentaskan oleh Yesus melalui perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
Kisah ini berawal dari insiden perampokan yang terjadi di antara Yerusalem dan Yeriko, ketika seseorang yang sedang lewat dengan harta miliknya dirampok oleh segerombolan orang tak dikenal. Orang malang itu dipukul, ditendang hingga babak belur dan tak berdaya.
Dalam ketakberdayaan itu, dia butuh bantuan orang yang lewat. Yesus sangat mahir menempatkan tokoh-tokoh sentral dalam adegan demi adegan.
Ada seorang Imam lewat pertama kali dan orang kedua adalah seorang Lewi. Mereka bukan orang sembarangan. Imam adalah pemimpin agama Yahudi dan bertugas di Bait Allah.
Dia tinggal di dalam kota suci Yerusalem. Seorang Lewi adalah pemimpin agama masyarakat Yahudi, tinggal dan bekerja di desa, di kampong dan wilayah pedalaman yang terpencil. Kedua petinggi agama ini melihat, tetapi melewatinya dari seberang jalan.
Mereka cuek terhadap orang yang sedang menderita dan membutuhkan pertolongan. Yesus tampilkan sosok yang ketiga yakni seorang Samaria.
Seorang imam dan seorang Lewi adalah orang Israel, mereka keturunan Abraham dan penduduk asli Yahudi. Orang Samaria itu pendatang yang cari kerja dan makan. Orang Yahudi menganggap mereka rendah keberadaan mereka.
Orang Samaria itu tergerak hati oleh belaskasihan dan memberikan bantuan. Dia orang Samaria yang baik hati. Dia mempunyai kepedulian terhadap kesulitan orang di sekitarnya. Demikian drama itu berakhir dengan kesembuhan korban perampokan tersebut.
Apa pesan Tuhan bagi kita pada hari ini? Pertama, kisah orang Samaria mengajarkan kita tentang panggilan dan pelayanan kita. Seorang imam dan orang Lewi adalah orang dekat Allah, penyambung lidah Allah yang mewartakan penyelamatan dan penebusan, namun menyangkal tugas dan tanggungjawabnya.
Mereka mengalami kegagalan religius karena perkataan mereka tidak sejalan dengan perbuatannya. Mungkin kita sama seperti mereka. Kita pandai berkotbah tentang cinta kasih tetapi tidak mengasihi.
Kita dekat dengan Allah karena menyandang nama baptis, bisa saja kita jauh dari Allah dan hidup tidak sepadan dengan arti nama kita masing-masing. Kita orang dekat Allah, mungkin tidak menghantar orang kepada Allah.
Bisa saja kita kurang punya waktu untuk kepentingan Tuhan, tetapi lebih banyak waktu untuk kepentingan diri
atau kelompok.
Kedua, kisah orang Samaria mengajarkan kita tentang kepedulian. Apa yang dilakukan oleh orang Samaria adalah sebuah kepedulian yang menembus batas wilayah, suku dan ras, kepedulian tanpa perbedaan.
Saudara, kita sedang dilanda bahaya jiwa dan badan. Bahaya itu adalah penyakit AIDS. Secara medis, penyakit ini akan memakan tubuh kita sampai habis dan kita akan mati.
AIDS juga akan menghancurkan jiwa kita. Kita sedang dilanda oleh rasa angkuh, iri, dendam dan serakah. Penyakit ini mengindikasikan bahwa di dalam diri kita sedang dibangun kesombongan rohani. Kita menganggap diri kita tahu segala, lebih hebat-tidak ada yang kurang.
Dengan demikian kita tidak memiliki kepedulian untuk membantu dan menolong orang lain. Kesombongan itu nampak ketika kita tidak mau berpikir positip tentang orang lain, kita menolak bila orang lain sukses dan berhasil. Kita sering tidak mau mengalah.
Ketiga, kisah orang Samaria mengajarkan kita tentang budi baik, perbuatan baik. Dia adalah orang baik. Kita semua orang baik. Tindakan kebajikannya mendorong kita untuk terus berbuat baik dan menjadi orang baik. Di mana saja dan kapanpun, orang baik selalu berbuat kebajikan.
Semoga hidup kita diresapi semangat belaskasih sebagaimana orang Samaria yang baik hati itu. kita berdoa agar Tuhan memberikan kita rahmat ini sehingga dapat disalurkan kepada sesama. Sebab kita percaya bahwa Dia adalah Allah yang baik, dari dulu, kini dan sampai keabadian.
Doa:
Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, semoga kami dapat memahami sabdaMu sebagai janji suka cita dan semoga kami ditopang oleh cinta dan belaskasih yang nampak dalam diri Yesus Kristus jalan, kebenaran dan
kehidupan kami. Dialah Tuhan dan dan pengantara kami...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu Biasa XV. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (Pastor John Lewar SVD)
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.