Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 30 Juni 2025, "Ikutlah Aku"

Abraham bernegosiasi dengan Tuhan, memohon belas kasihan bagi kota itu jika ada 50, 45, 40, 30, 20, atau bahkan 10 orang benar di dalamnya.

Editor: Eflin Rote
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD 

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Senin Pekan Biasa XIII
Senin, 30 Juni  2025. 
Bacaan I: Kej.  18: 16-33
Injil:  Mat. 8: 18-22

“Ikutlah Aku”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Ajakan atau panggilan untuk mengikuti  orang akan bisa datang kapan saja. Yang terpenting adalah bagaimana panggilan atau ajakan itu dapat kita respon secara benar sesuai dengan panggilan atau ajakan itu.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam bacaan hari ini, kita dihadapkan pada dua tema penting: keadilan dan panggilan untuk mengikuti Kristus. Tema "Ikutlah Aku" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita, serta bagaimana kita dapat menjadi saksi keadilan dan kasih-Nya di dunia ini.

Bacaan-bacaan yang mau kita renungkan adalah dari kitab Kejadian 18:16-33, Abraham memohon kepada Tuhan agar tidak menghancurkan kota Sodom jika di sana terdapat orang-orang benar. Abraham bernegosiasi dengan Tuhan, memohon belas kasihan bagi kota itu jika ada 50, 45, 40, 30, 20, atau bahkan 10 orang benar di dalamnya.

Kisah ini menunjukkan keberanian Abraham dalam membela keadilan dan kasihnya kepada sesama. Ini juga menggambarkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan penuh belas kasihan, yang selalu siap mendengarkan permohonan umat-Nya.

Sedangkan dari Injil Matius 8:18-22, Yesus berbicara tentang syarat-syarat untuk menjadi pengikut-Nya. Ketika seorang ahli Taurat berkata ingin mengikuti Yesus ke mana pun Ia pergi, Yesus memperingatkan bahwa Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.

Kemudian, ketika seorang murid meminta izin untuk pergi menguburkan ayahnya terlebih dahulu, Yesus menjawab, "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." Yesus menekankan bahwa mengikuti-Nya membutuhkan komitmen total dan kesediaan untuk mengutamakan Kerajaan Allah di atas segala-galanya.

Yesus mengajak kita untuk memprioritaskan panggilan-Nya di atas segala hal lain, bahkan di atas kewajiban keluarga atau kenyamanan pribadi.

Ini bukan berarti kita harus mengabaikan tanggung jawab kita, tetapi bahwa kita harus selalu menempatkan Allah sebagai yang utama dalam hidup kita. Mengikuti Yesus berarti siap untuk meninggalkan zona nyaman dan pergi ke tempat-tempat yang mungkin tidak kita duga.

Refleksi atas permenungan kita adalah Keadilan dan Belas Kasihan: Apakah kita memiliki keberanian untuk membela keadilan, seperti yang dilakukan oleh Abraham?

Bagaimana kita dapat menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang yang menderita di sekitar kita? Komitmen Total: Apakah kita siap untuk mengikuti Yesus dengan komitmen total, mengutamakan Kerajaan Allah di atas segala-galanya? Apa yang menghalangi kita untuk memberikan diri sepenuhnya kepada-Nya?

Prioritas yang Benar: Apakah kita memprioritaskan hal-hal yang kekal, ataukah kita lebih fokus pada hal-hal duniawi yang sementara? Bagaimana kita dapat mengubah prioritas kita agar lebih sesuai dengan kehendak Allah?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved