Opini
Opini: Bahasa Sebagai Sidik Jari tak Kasat Mata di Era Digital
Gaya bahasa yang kita gunakan secara tidak sadar menunjukkan usia, pendidikan, hingga emosi saat menulis.
Oleh: Yoseph Yoneta Motong Wuwur
Warga Lembata, Nusa Tenggara Timur
POS-KUPANG.COM - Bahasa bukan sekadar alat komunikasi. Ia mencerminkan identitas, latar belakang, dan cara berpikir seseorang.
Setiap pilihan kata, struktur kalimat, hingga cara menyapa menyimpan
informasi tentang siapa kita.
Dalam setiap pesan yang kita kirim, ada jejak psikologis dan sosiologis yang tertinggal.
Gaya bahasa yang kita gunakan secara tidak sadar menunjukkan usia, pendidikan, hingga emosi saat menulis.
Di era digital, ekspresi linguistik kita semakin terekspos. Komentar di media sosial, status WhatsApp, bahkan deskripsi profil menjadi bagian dari sidik jari linguistik kita.
Tanpa kita sadari, cara kita menulis membedakan kita dari jutaan pengguna internet lainnya.
Bahasa menjadi tanda pengenal yang lebih halus daripada nama pengguna atau foto profil.
Seiring berkembangnya teknologi, identitas linguistik ini mulai dimanfaatkan sebagai alat deteksi, klasifikasi, dan analisis personal. Bahasa bukan lagi sekadar kata, tapi cermin diri.
Jejak Kata di Dunia Maya
Setiap interaksi digital menyimpan jejak kata. Apa yang kita ketik di mesin pencari, unggah di media sosial, atau kirim lewat pesan instan, semuanya terekam dan dianalisis.
Dalam dunia big data, miliaran kalimat bisa diproses untuk mengenali pola dan perilaku.
Bahasa menjadi data: terstruktur, dapat dikalkulasi, dan penuh makna tersembunyi.
Perusahaan teknologi memanfaatkan bahasa pengguna untuk membangun algoritma rekomendasi, menyusun iklan, dan menyarankan konten. Kata-kata kita digunakan untuk mengenal kita.
Namun lebih dari itu, bahasa bisa menunjukkan pola psikologis: apakah seseorang sedang stres, bahagia, atau mengalami gangguan mental. Semua bisa terbaca dari pilihan diksi dan struktur kalimat.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.