Opini

Opini: Bahasa Sebagai Sidik Jari tak Kasat Mata di Era Digital

Gaya bahasa yang kita gunakan secara tidak sadar menunjukkan usia, pendidikan, hingga emosi saat menulis.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Yoseph Yoneta Motong Wuwur 

Jejak digital bukan lagi hanya soal lokasi atau klik, tetapi juga soal kata. Bahasa adalah sidik jari yang paling manusiawi sekaligus paling terbuka.

Tanda Tangan Tak Tertulis

Setiap orang memiliki gaya bahasa khas. Ada yang suka metafora, ada yang kaku dan formal. Gaya ini tak bisa ditiru sempurna—seperti sidik jari, ia unik dan konsisten. 

Gaya Bahasa mencerminkan kebiasaan berpikir dan latar sosial. Seseorang yang terbiasa menulis akademis akan berbeda dari penulis kreatif atau pengguna bahasa gaul.

Teknologi linguistik kini mampu mengenali pola unik tersebut. Dari jumlah kata per kalimat hingga frekuensi penggunaan kata tertentu, semua bisa dipetakan dan dibandingkan.

Dalam bidang forensik, gaya bahasa bisa digunakan untuk mengungkap penulis anonim, membuktikan plagiarisme, atau mengaitkan pelaku dengan bukti digital. 

Gaya menulis bukan lagi sekadar ekspresi, tapi bisa jadi bukti hukum, identitas digital, bahkan aset intelektual yang dapat dipatenkan.

Forensik Linguistik

Forensik linguistik adalah cabang ilmu yang memanfaatkan bahasa sebagai bukti hukum. Ia membaca yang tersirat dari tulisan: niat, identitas, bahkan keaslian pesan.

Dalam kasus kejahatan digital, bahasa sering menjadi satu-satunya jejak. Dari email ancaman, unggahan anonim, hingga dokumen palsu—semuanya dapat dianalisis secara linguistik.

Pakar linguistik forensik memeriksa pilihan kata, struktur kalimat, hingga pola ejaan untuk mengungkap siapa penulisnya dan apakah pesan itu autentik.

Teknik ini sudah digunakan dalam berbagai kasus kriminal besar di dunia. Di Indonesia, potensi ini masih terbuka luas untuk dikembangkan, terutama menghadapi kejahatan siber.

Bahasa yang tampak biasa, dalam konteks forensik, bisa menjadi kunci pembuka tabir kebenaran. Sidik jari linguistik adalah saksi bisu yang tak bisa berbohong.

Bahasa dan Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan mempelajari manusia lewat bahasa. Chatbot, asisten virtual, hingga system rekomendasi—semuanya dibangun dengan memahami cara kita menulis dan berbicara.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved