Opini

Opini: Sampah Antropologis di Balik Jas Dewan

Yang satu menyalakan lilin etika. Yang lain menumpahkan bara amarah. Di antara keduanya, kita bertanya, ke mana arah politik lokal kita hari ini?

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI 

Langkah anggota DPRD Lembata yang mengembalikan dana Bimtek menunjukkan
bahwa masih ada yang paham arti tanggung jawab dan rasa malu dalam kekuasaan. 

Tapi langkah anggota DPRD Kupang yang memukul justru menjadi bukti bahwa sebagian politisi kita telah kehilangan keteladanan.

Politik bukan soal kuasa, tapi soal cara memelihara kepercayaan publik. Jas yang dipakai di ruang sidang tidak serta-merta mengangkat moral seseorang. Etika harus dibangun dari dalam: dari hati yang tahu batas.

Kini saatnya penyidik bertindak. Bukan karena tekanan publik, tapi karena itulah tugas hukum: melindungi yang lemah, menertibkan yang salah, dan menegur yang lupa diri.

NTT butuh wakil rakyat yang tahu malu, bukan yang hanya tahu marah. Dan hukum harus membela rakyat, bukan membela jabatan. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved