ART Asal Sumba Dianiaya
Air Mata Menetes, Memendam Rasa Ingin Bertemu Anak
Adiknya memiliki keinginan kuat untuk melanjutkah kuliah. Namun, ia sadar bapa dan mama hanyalah petani dengan penghasilan pas-pasan.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Dari kejauhan, nampak suasana Kampung Bodo Maroto, Desa Kelembu Kuni, Kecamatan Kota Waikabubak, Sumba Barat biasa-biasa saja. Suasana itu sama seperti kampung-kampung lainnya yang berada sekeliling Kota Waikabubak, Sumba Barat NTT. Akses jalan beraspal hingga bibir kampung.
Kampung Bodo Maroto merupakan salah satu kampung adat yang terletak di sebuah bukit cukup tinggi.
Disana berdiri puluhan rumah adat beratap ilalang, berdinding papan dengan atap menjulang tinggi.
Pemandangannya sangat indah. Selain berdiri kokoh puluhan rumah berjejer rapi juga menyajikan pemandangan indah hamparan persawahan tadah hujan yang mengelilingi Kota Waikabubak, ibu Kota Kabupaten Sumba Barat.
Baca juga: Siapa Sebenarnya Rosliana Majikan di Batam yang Menyiksa ART Intan asal NTT
Berhadapan tepat pintu masuk Kampung Bodo Maroto, berdiri sebuah rumah khas Sumba Barat di antara puluhan rumah yang berjejer rapi di kampung itu.
Rumah itu adalah milik Bapa Ngila Leba dan ibu Suli Leda, orang tua kandung Intan Tuwa Negu (23), salah seorang asisten rumah tangga (ART) yang mengalami penderitaan hebat akibat penyiksaan oleh majikannya di Batam.
Di teras depan rumah itu, mama Suli Leda bersama Bapa Ngila Leba dan seorang anaknya, Yulius Bate Ubu Lele dengan ramah menyambut kedatangan kami wartawan terdiri Petrus Piter (Wartawan Pos Kupang), Jeri Lende (RRI) dan Anton (NTT Kreatif).
Mama Suli Leba dan anaknya, Yulius Bate Ubu Lele sudah mengetahui maksud kedatangan wartawan setelah mendapat infomasi dari Bapa Ngila Leba yang pada pagi harinya sudah bertemu wartawan di Kantor Desa Kelembu Kuni, Kecamatan Kota Waikabubak, Sumba Barat, Selasa 24 Juni 2025 sekitar pukul 09.00 wita.
Kepada wartawan Mama Suli Leda berusaha mengungkapkan perasaan hatinya atas penderitaan anak kesayangannya itu.
Nampak kuat, Mama Suli Leda ingin menuturkan isi hatinya. Sayang, suara mama Leda serak nyaris tak keluar, bibir gemetar, air mata terus mengalir membasahi kedua pipinya.
Baca juga: Viral NTT,6 Fakta Intan ART asal Sumba Barat Babak Belur Dianiaya di Batam,Emosi Sang Paman Memuncak
Ia tak bisa berkata apa-apa. Hanya diam, bibir gemetar dan bulir air mata mulai menghiasi kedua bola mata, terus menetes membasahi pipinya. Ia berusaha menghapus air matanya dengan menggunakan kain yang dikenakannya.
Dalam sejenak, Mama Suli Lede, berkata "Kasihan saya punya anak. Kalau dia salah, keluarkan saja. Biar tidak kerja di rumah itu lagi. Jangan kamu siksa dia seperti binatang. Kasihan, dia juga manusia. Kok harus siksa seperti itu, " ungkap Mama Suli Lede dengan suara pelan seraya berharap pemerintah mau membantu mengembalikan anaknya sehingga biar mereka yang merawatnya sendiri.
Mama Suli Lede tak bisa melanjutkan perbincangan. Dia hanya diam, kedua tangannya memegang erat kain yang dikenakannya dan matanya terus menatap ke depan dan sesekali memperhatikan wartawan yang berusaha berbincang dengannya, bapa Ngila Leba dan anaknya.
Mama Suli Leda benar-benar sakit hati dan tak kuat bila menceritakan kejadian piluh menimpa anaknya yang ia saksikan melalui layar handphone. Sementara Bapa Ngila Leba, ayah Intan Tuwa Negu, nampak kuat menghadapi penderitaan anaknya itu.
Melanjutkan perbincangan itu, Yulius Bate Ubu Lele, kakak Intan Tuwa Negu, mengatakan adik bungsunya itu memutuskan merantau ke Batam setelah tamat SMA pada tahun 2024.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.