Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 23 Juni 2025, "Saling Membantu Memperbaiki Kesalahan"

Perintah Tuhan bertujuan mulia untuk keselamatan kita. Sering terjadi bahwa kita cepat melalaikan sabda dan perintah Tuhan.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Senin, 23 Juni 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
SALING MEMBANTU MEMPERBAIKI KESALAHAN
(Kej 12:1-9; Mzm 12-13.18-19.20.22; Mat 7:1-5).

"Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi." (Mat 7:1). Manusia sebagai makhluk yang lemah, pasti tak pernah luput dari kesalahan. Kita semua rapuh bagai bejana tanah liat.

Tuhan tak pernah menuntut kita supaya sempurna, namun Tuhan minta kita untuk bertobat atas kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Pertobatan adalah perintah yang mesti kita taati. 

Perintah Tuhan bertujuan mulia untuk keselamatan kita. Sering terjadi bahwa kita cepat melalaikan sabda dan perintah Tuhan.

Penghakiman terhadap sesama adalah sikap buruk yang tak semestinya kita lakukan. Mengkimi diri sendiri jauh lebih baik karena membantu kita untuk fokus atas kesalahan dan dosa sendiri.

Transformasi dan daya kekuatan untuk bisa menginstrospeksi diri terjadi ketika ada kesadaran bahwa kita butuh Tuhan via sesama untuk menolong kita bangkit dari kelemahan manusiawi kita. Penghakiman membawa hal buruk bagi diri karena ada ketidakjujuran dalam melihat kesalahan sesama secara obyektif.

Ada tendensi mencari-cari kesalahan untuk balas dendam dan menutupi banyak hal tidak beres dalam diri sendiri. Kompensasi kesalahan sering terjadi dalam kebersamaan hidup kita.

Kita gampang menghakimi kesalahan kecil orang lain. Kritik tajam Yesus dengan ungkapan selumbar dan balok terarah pada diri kita sendiri.

"Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?" (Mat 7:3).

Yesus minta supaya kita melihat lebih tajam ke dalam diri sendiri. Jika kita sudah bisa menolong diri dengan sanggup melihat kesalahan dan dosa sendiri, pasti ada kemauan untuk bertobat.

Dengan demikian kita bisa mendengar dengan hati apa kata orang tentang kita, dan kita bisa saling menegur dengan kasih untuk gapai pertobatan sejati dalam hidup. 

Cungkil balok besar kesalahan sendiri dan membiarkan bantuan kecil orang lain untuk menolong kita. Mengampuni diri berguna untuk menyembuhkan luka-luka batin kita. Abram sanggup mendengar perintah Tuhan dan setia serta taat menjalankannya karena ia percaya total pada Tuhan.

"Tinggalkan negerimu, sanak suadaramu, dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu." Kej 12:1). Karena ia percaya, Abram menjadi bangsa yang besar dan terberkati. Walau usia sudah renta, Abram setia pada perintah Tuhan. Berkat Allah tercurah atas dirinya sebagai balasan atas kesetiaan melaksanakan Sabda Tuhan.

Sebagai tanda syukur ia mendirikan mezbah dan memanggil nama Tuhan. Ia tidak menghakimi sesamanya, maka tangan Tuhan menyertai dia senantiasa. Pemazmur bermadah, "Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita.

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu. Mari kita saling menolong dalam mengatasi kerapuhan dan kesalahan yang kita buat dengan memberi teguran kasih satu sama lain. Kita tidak solider untuk saling menutup kesalahan masing-masing.

Kejujuran mengungkapkan diri apa adanya di hadapan Tuhan membantu kita untuk semakin maju dalam perilaku terpuji yang kita dambakan.  

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP.FF. Arso Kota, Senin / Pekan Biasa XII / C, 230625)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved