Opini

Opini: Gema Rekor MURI Unwira Kupang, Menyulam Persaudaraan Merajut Kebhinekaan

Yah, Pit Riki Tukan sang maestro musik NTT, yang pada momen tersebut mendireksi pada bagian awal lagu dalam variasi Unisono (satu suara). 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
REKOR MURI - Direktur Operasional Rekor Muri Indonesia, Yusuf Nanti menyerahkan serifikat rekor MURI kepada Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, SVD, Sabtu (14/6/2025). 

Diketahui bahwa setiap tahun pada tanggal 1 Juni, secara serentak rakyat Indonesia merayakan atau menggelar apel bersama untuk memperingati hari kesaktian atau hari lahirnya Pancasila.

Term “Pancasila” memiliki makna mendalam yang diuraikan dalam butir-butirnya secara umum dimaknai sebagai simbol persatuan. 

Dalam term lain disebut “Bhineka Tunggal Ika” artinya berbeda-beda namun tetap satu. Berbeda suku, agama, ras, golongan, warna kulit. 

Berbeda pandangan, pola pikir, dan perbedaan-perbedaan lain tetapi tetap disatukan kembali oleh Pancasila.

Ribuan anggota paduan suara masal pada moment 14 Juni 2025 di lapangan Alun-alun rumah jabatan gubernur NTT dalam satu suara, satu napas, satu pandangan mata tertuju pada dirigen menyanyikan lagu “Tanah Tumpah Darahku” karya C. Simanjuntak yang diaransemen oleh Drs. Petrus Riki Tukan.

Tidak sekedar bernaynyi. Mereka membentuk formasi menyerupai “Burung Garuda” sebuah simbol kebanggaan rakyat Indonesia. Formasi burung Garuda itu sangat lengkap dari kepala sampai ekor.

Garuda bukan sekadar gambar burung mitologis tetapi merupakan representasi identitas, kekuatan, dan cita-cita bangsa Indonesia. 

Warna emas dalam Garuda melambangkan keanggunan, kejayaan, dan kemuliaan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. 

Mereka bernyanyi sambil mengangkat bendera berwarna emas dan meletakkan tangan di dada, mau mengatakan kepada Indonesia dan dunia bahwa dari NTT “Garuda masih ada di dadaku, Garuda kebanggaanku”. 

Perisai di dada Garuda melambangkan perlindungan dan pertahanan negara sekaligus memuat lima dasar Pancasila.

Tanah Tumpah Darahku

Sebuah lagu yang diciptakan oleh C. Simanjuntak dan syair ditulis oleh Sanusi Pane, setiap syairnya sarat akan makna perjuangan. 

Lagu ini memiliki biram 4/4 yang merupakan pola ketukan umum dalam lagu-lagu mars atau patriotik. 

"Tanah Tumpah Darahku" adalah lagu patriotik yang kaya makna—mengajak setiap warga Indonesia untuk mencintai dan menjaga tanah air dengan sepenuh hati.

Pit Riki Tukan, putra kelahiran Plue kebanggaan masyarakat suku Tukan Larantuka Flores Timur, kini menjadi seorang maestro musik ternama kebanggan NTT, telah mengubah (aransemen) lagu “Tanah Tumpah Darahku” menjadi luar dari biasanya. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved