Opini

Opini: Swasembada Energi dari Desa, Saatnya NTT Menjadi Pelopor

Namun di balik kontroversi geothermal, ada sumber energi lain yang sesungguhnya lebih tenang namun potensial: matahari. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Welhelmus Poek 

Program ini tidak hanya sukses menyalakan lampu, tapi juga menyalakan harapan. Ia membuktikan bahwa desa bisa mandiri energi jika pendekatannya tepat.

Energi Tak Cukup Hanya Nyala Lampu

Di banyak tempat, akses energi dipahami hanya sebatas penerangan. Padahal, energi adalah urat nadi produktivitas. 

Bayangkan jika warga desa bisa mengolah hasil kebun dengan mesin, menyimpan ikan dengan freezer, atau mengakses informasi lewat internet karena listrik tersedia sepanjang hari. 

Di sinilah pentingnya melihat energi sebagai penggerak ekonomi, bukan sekadar kebutuhan rumah tangga.

MENTARI memanfaatkan dua unit PLTS berkapasitas 60 kWp dan 35 kWp. Tapi yang istimewa bukan hanya kapasitasnya. Proyek ini menempatkan BUMDesa sebagai pengelola utama. 

Artinya, masyarakat desa terlibat langsung dari awal hingga operasional. Tak ada lagi model “bangun lalu tinggal”, melainkan “bangun dan tumbuh bersama”.

Kunci Keberhasilan: Kelembagaan dan Pelatihan

Mengelola energi bukan hal remeh. Dibutuhkan sistem yang jelas, aturan main, dan SDM yang terlatih. MENTARI menjawab semua itu. Mereka tidak hanya membangun PLTS, tapi juga mendesain kelembagaan pengelola energi desa dengan rapi.

BUMDesa yang terlibat memiliki AD/ART, struktur organisasi, hingga SOP untuk operasional dan pemeliharaan. Bahkan, operator PLTS direkrut dari warga lokal, dilatih, dan disertifikasi berdasarkan standar nasional. Yang menarik, proyek ini juga memberi porsi besar bagi perempuan dan pemuda untuk terlibat.

Tiga paket sistem iuran disiapkan agar sesuai kemampuan warga. Meteran tiga fasa juga dipasang, agar usaha skala kecil menengah bisa berjalan, mulai dari pengolahan minyak kemiri, minyak atsiri, jahe, furniture, hingga produk pertanian.

Bukan Sekadar Infrastruktur, Tapi Ekosistem

PLTS di Mata Redi bukan sekadar bangunan berpanel surya. Ia adalah bagian dari ekosistem desa yang dirancang untuk berkembang. Sistem smart meter yang dipasang memungkinkan pemantauan dan pengendalian jarak jauh. 

Artinya, perawatan bisa lebih cepat, risiko mati lampu bisa dikurangi. Tidak berhenti di situ, MENTARI juga mendorong keterhubungan antara energi dan kegiatan ekonomi. 

Energi di siang hari yang biasanya terbuang dimanfaatkan untuk menggerakkan alat produksi di rumah usaha BUMDesa. Ini artinya, energi menjadi motor penggerak ekonomi, bukan sekadar konsumsi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved