Renungan Harian Katolik Rabu 11 Juni 2025, "Bagi Rahmat dan Berkat Tuhan, Bawa Damai dan Sukacita"

Renungan Harian Katolik
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
Rabu, 11 Juni 2025
PW Santo Barnabas, Rasul
BAGI RAHMAT DAN BERKAT TUHAN: BAWA DAMAI DAN SUKACITA KEPADA SESAMA
(Kis 11:21b-26; 13:1-3; Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6; Mat 10:7-13)

"Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atas mereka, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu." (Mat 10:12-13).

Allah memberikan rahmat dan berkat-Nya kepada kita masing-masing sesuai upaya dan kerja keras secara spiritual untuk mendapatkannya. Sekali pun rahmat itu diberikan secara personal namun kegunaannya tidak bersifat individu tetapi untuk kepentingan bersama sebagai umat iman. 

Maka rahmat Tuhan tidak pernah bersifat eksklusif melainkan inklusif. Karena bersifat inklusif maka mau tidak tidak mau rahmat Tuhan itu mesti dibagikan kepada sesama di sekitar kita atau yang kita jumpai dalam tugas perutusan dalam aneka bidang yang kita emban di tengah tata dunia ini.

"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Allah sudah dekat. Sembuhkan orang sakit, bangkitkan orang mati, tahirkan orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerimanya dengan cuma-cuma; karena itu bagikanlah dengan cuma-cuma pula." (Mat 10:7-8).

Dunia makin maju, setan modern pun tak tinggal diam, banyak orang sakit secara rohani, imannya pun mati suri, kusta dalam peri laku tak terhindarkan. Kondisi ini butuh pemyembuhan yang serius.

Maka seruan dan perintah Yesus tetap relevan: beritakanlah kabar sukacita untuk pemulihan kondisi hidup rohani dan sosial masyarakat Allah yang semakin hari memprihatinkan. 

Damai dan pengharapan  mesti diserukan sebab manusia di era ini hampir kehilangan pengharapan hidupnya. Tahun rahmat Tuhan, Tahun Yubileum meneguhkan kita semua sebagai peziarah pengharapan. Manusia butuh damai dan ketenangan di tengah hiruk pikuk dunia yang tak menentu.

Bawalah damai ke dalam rumah hati sesamamu, bagi rahmat dan berkat Tuhan untuk dirinya. Sabda kudus Yesus, "Apabila masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka." Inilah perintah Yesus kepada kita sebagai utusan-Nya untuk membagi rahmat dan berkat Allah kepada sesama. Kendati pun demikian, rahmat keselamatan tetap menjadi tawaran kepada umat manusia.

Jika orang percaya dan membuka diri untuk menerimanya maka mereka akan beroleh sukacita penuh dalam hidupnya karena pertobatan. Rasul Barnabas membawa terang Injil dan rahmat pertobata kepada bangsa-bangsa.

Banyak orang bertobat dan berbalik kepada Tuhan teristimewa umat di Antiokhia. Mereka mencatat sejarah sebagai umat Kristen perdana.

Mereka percaya dan mendapat indentitas baru sebagai pengikut Kristus. Karena Kristus kini segalanya bagi mereka maka pertumbuhan iman pun pesat dan jumlah pengikut Tuhan bertambah dari hari lepas hari. "Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia.

Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan." (Kis 11:23). Untuk melayani umat Antiokhia yang bertambah banyak, Barnabas menjemput Saulus dari Tarsus. Mereka tinggal bersama jemaat di sana selama satu tahun sambil terus mengajar, membimbing dan menuntun mereka.

Maka Pemazmur menaikkan pujian dalam madahnya, "Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang telah datang dari Allah kita.

Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah." (Mzm 98:3c-4). Kita pun Tuhan minta untuk mwartakan Injil Kabar Sukacita kepada sesama kita melalui pelbagai aktivitas dan aneka karya pelayanan.