Ibadah Haji 2025

Suka Duka Petugas Pelayanan Haji di Jeddah

Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada Pemerintah Arab Saudi terkait fasilitas bus khusus tersebut.

Editor: Alfons Nedabang
MEDIA CENTRE HAJI
IKBAL ISMAIL - Kepala Sektor 3 Daker Mekah yang juga Kabid Haji Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail melayani jamaah yang baru tiba dari Madinah di Hotel Moro Al Alameyah Wilayah Syisah, Mekah, Arab Saudi, Minggu (11/5/2025). 

POS-KUPANG.COM, JEDDAH - "Nak, tolong bukakan nak," panggil seorang jemaah lansia Kloter PLM 13 Embarkasi Palembang kepada Tribunnews yang menjadi salah satu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau petugas haji, Minggu (18/5/2025) malam.

Malam itu sekitar pukul 21.30 Waktu Arab Saudi, jemaah tersebut langsung menyodorkan botol air mineral kepada Tribunnews saat tengah berada di Gate B1 Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah. Jemaah berusia 82 tahun yang duduk di kursi roda itu meminta bantuan untuk membukakan tutup botol air mineral.

Dia bersama 29 jemaah lansia lainnya yang menggunakan kursi roda sedang menunggu proses untuk dibawa ke dalam bus untuk selanjutnya menuju Makkah.

Saat itu Tim MCH baru saja 'berlari' dari Gate D3 usai mendapat instruksi dari Indah Limy, Pelaksana MCH bahwa di Gate B1 membutuhkan tenaga petugas haji untuk membawa jemaah pengguna kursi roda menuju ke bus.

Tanpa pikir panjang, Tribunnews segera mendekati jemaah tersebut yang belakangan diketahui bernama Amidar Harun Hayeh dan langsung membantunya membukakan tutup botol. Ungkapan terimakasih meluncur dari bibir jemaah itu.

Bagi sebagian orang membuka tutup botol air mineral adalah hal sepele. Namun bagi sebagian yang lain apalagi jemaah yang sudah berusia lanjut, membuka tutup botol air mineral adalah sesuatu yang 'sulit'. Di sinilah dibutuhkan keikhlasan sebagai petugas haji untuk dapat melayani para jemaah.

Baca juga: Layanan Kesehatan Jamaah Haji: 90 Ton Obat dan 28 Dokter Spesialis Siaga di Mekah 

Usai meneguk air mineral, Amidar kemudian bercerita kalau dia berangkat haji bersama anak perempuannya, Malfitra (44). Namun sang anak sudah terlebih dahulu keluar dari gate menuju bus, sementara prosedur di bandara, jemaah lansia yang berkursi roda paling akhir keluar gate. Alhasil Amidar pun sendirian tanpa pendamping.

Amidar bercerita usianya sudah 82 tahun, pendengarannya pun sudah agak berkurang. Namun semangatnya untuk menunaikan ibadah haji tak pernah surut meski di usia yang sudah lanjut. "Saya dari dulu sangat ingin beribadah haji, alhamdulillah tahun ini bisa kesampaian," kata Amidar.

Amidar sudah tak ingat betul kapan tepatnya sang anak mendaftarkan dirinya untuk beribadah haji. Beruntung tahun ini Amidar akhirnya berkesempatan berangkat haji didampingi langsung anaknya, Malfitra.

"Tadinya ingin berangkat haji sama bapak (suami) juga tapi tidak bisa karena pendamping haji hanya boleh mendampingi satu orang anggota keluarganya," kata Amidar.

Akhirnya disepakati bahwa yang berangkat haji tahun ini adalah Amidar dan anaknya, Malfitra. Sementara sang suami memilih untuk 'mengalah'.

Amidar selama ini tinggal di Padang bersama salah seorang anaknya. Sementara Malfitra menetap di Palembang. Keduanya bertemu di Palembang untuk sama-sama berangkat ke Tanah Suci menjalankan ibadah haji.

Melihat banyaknya petugas haji yang mendampingi sekaligus melayani para jemaah, Amidar mengaku senang. Apalagi para petugas haji tidak segan-segan membantu jemaah yang sedang kesulitan.

Baca juga: 187 Jamaah Haji Kota Kupang Resmi Dilepas, Wakil Wali Kota Tekankan Kekompakan dan Kepedulian

"Alhamdulillah kita jemaah di sini mendapatkan banyak bantuan dari petugas haji, senang sekali. Jadi tidak khawatir meskipun kita terpisah dari pendamping kita," kata Amidar.

Teriakan Penderita Demensia

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved