Breaking News

NTT Terkini 

Catatan Kritis Ketua DPRD NTT Emi Nomleni untuk Kepala Daerah soal Kekerasan Perempuan dan Anak 

Ketua DPRD NTT Emi Nomleni memberikan catatan penting untuk para Kepala Daerah dan pimpinan DPRD di Provinsi NTT tentang kekerasan perempuan dan anak.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Ketua DPRD NTT Emi Nomleni saat diwawancarai di kantor DPRD NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Ketua DPRD NTT Emi Nomleni memberikan catatan penting untuk para Kepala Daerah dan pimpinan DPRD di Provinsi NTT tentang kekerasan perempuan dan anak. 

Emi Nomleni dalam forum Musrenbang RKPD tahun 2026 dan Musrenbang RPJMD tahun 2025-2029 di Hotel Aston Kupang, Rabu (14/5/2025), membicarakan khusus tentang masalah kekerasan perempuan dan anak. 

Baca juga: Briptu MR, Oknum Satlantas Polresta Kupang Kota Minta Korban PS Peluk, Cium Hingga  OS 

"Ini catatan untuk bapak-bapak Kepala Daerah, pimpinan DPRD seluruh NTT. Saya tidak tahu ini masuk atau sudah masuk, yaitu kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik fisik dan seksual," kata Emi Nomleni

Emi Nomleni  menduga NTT bisa menjadi darurat terhadap kekerasan perempuan dan anak. Termasuk juga persoalan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) NTT. 

Ketua DPRD NTT Emi Nomleni saat diwawancarai di kantor DPRD NTT.
Ketua DPRD NTT Emi Nomleni saat diwawancarai di kantor DPRD NTT. (POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI)

"Mari semua kita yang hadir, kehadiran kita tidak saja memenuhi mekanisme, tapi memiliki hati yang lebih kuat untuk melayani," kata Emi Nomleni

Selain pada dua persoalan itu, Emi Nomleni  mendorong agar perhatian pemerintah terhadap kelompok disabilitas. Hal-hal yang ada itu perlu menjadi atensi khusus bagi para pemangku kepentingan. 

Baca juga: Guru Honor Matematika di Sumtim Lakukan Pelecehan terhadap Siswi Kelas 1 dengan Modus Baru

Sementara itu, Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam forum yang sama menyebut lebih dari 70 persen narapidana di lembaga pemasyarakatan merupakan napi dengan masalah kekerasan perempuan dan anak. 

"Jadi 10 penghuni lapas itu 7 adalah pelaku kekerasan perempuan dan anak. Ini angka darurat, kita mesti bekerja secara serius," kata Melki Laka Lena. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

 


 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved