Opini

Opini: Tanah yang Terkoyak, Nurani yang Tumpul

Padahal dampaknya nyata: perubahan tata air, erosi tanah, hingga berkurangnya cadangan air bersih.

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Pdt. John Mozes Hendrik Wadu Neru 

Gereja tidak dipanggil menjadi komentator viral. Gereja adalah penjaga integritas umat, pembela tanah, dan pelindung masa depan anak cucu.

Membedah Janji Palsu: Antara Eksploitasi dan Kesejahteraan

Tambang besar selalu datang dengan janji—koperasi, lapangan kerja, pembangunan. 

Tapi sejarah menunjukkan bahwa janji semacam itu seringkali hanya topeng dari eksploitasi baru. 

Tanah ulayat tergadai, relasi sosial terganggu, dan warga kehilangan daya kendali atas ruang hidup mereka.

Kita harus belajar membedakan antara pembangunan dan perluasan dominasi ekonomi. 

Ekonom Amartya Sen menekankan bahwa pembangunan sejati adalah yang memperluas kapasitas manusia untuk hidup bermartabat. 

Jika tambang hanya memperdalam ketimpangan dan membuat rakyat bergantung pada pihak luar, maka itu bukan pembangunan—melainkan kolonialisasi dalam bentuk baru.

Maka, jalan tengah antara kesejahteraan dan keberlanjutan harus ditemukan. 

Pertanian lestari, ekowisata, energi terbarukan, dan usaha mikro berbasis kearifan lokal harus menjadi fondasi baru pembangunan di Sabu Raijua.

Langkah Konkret: Waktunya Bertindak, Bukan Sekadar Bicara

Pemerintah dan gereja harus bersama-sama mendorong langkah nyata, bukan hanya seruan moral.

  • Audit ekologis menyeluruh terhadap seluruh bentuk eksploitasi alam di wilayah ini, baik yang legal maupun ilegal.
  • Penataan ulang kebijakan daerah yang berfokus pada prinsip keadilan ekologis dan partisipasi masyarakat adat.
  • Penyelenggaraan forum reflektif antara gereja, adat, dan rakyat sebagai ruang kolektif evaluasi dan visi ekologis bersama.
  • Investasi pada ekonomi hijau yang berkelanjutan dan berakar pada sumber daya lokal serta martabat manusia.

Penutup: Menjaga Tanah, Menjaga Iman

Tanah di Sabu Raijua bukan sekadar objek ekonomi. Ia adalah tubuh leluhur, nadi kebudayaan, dan tempat perjumpaan spiritual dengan Sang Pencipta. 

Merusak tanah berarti merusak relasi kita dengan Tuhan dan warisan para pendahulu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved