Bali Nusra Education Fair
Peserta dari SMAN 2 Sulamu Menempuh Jarak 60 Km Demi Tampil di English Speech Competition
Ia menambahkan bahwa jarak dari rumahnya ke sekolah sekitar 60 kilometer sekali jalan, sehingga total perjalanan pulang pergi mencapai 120 kilometer.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Kisah perjuangan Yolan Tapikap, siswa SMAN 2 Sulamu, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT sempat mencuri perhatian saat mengikuti English Speech Competition di Atrium Lippo Plaza Kupang, Kamis (15/5/2025).
Yolan Tapikap adalah pelajar SMA Negeri 2 Sulamu yang berasal dari Desa Bikolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang. English Speech Competition yang digelar oleh Pos Kupang tahun ini berlangsung secara luring.
Yolan semula dijadwalkan tampil pada sesi pertama, namun karena keterlambatan kedatangan akibat harus menempuh jarak yang cukup jauh serta medan perjalanan yang berat, maka panitia memindahkan penampilannya ke sesi kedua.
Ini sebagai bentuk toleransi dan dukungan terhadap peserta dari daerah pelosok.
“Perjalanan saya dari rumah sekitar 60 kilometer, menempuh waktu hampir dua jam dengan sepeda motor. Jalannya rusak parah, jadi saya datang terlambat dan badan terasa sakit,” ujar Yolan saat ditemui usai registrasi ulang.
Tak hanya menempuh perjalanan berat, Yolan juga mengaku hanya memiliki waktu tiga hari untuk mempersiapkan diri karena informasi lomba diterima cukup mendadak. Meski demikian, semangatnya tak surut.
Baca juga: Sesi Pertama English Speech Competition Diikuti 8 Peserta dari Kota Kupang
Baca juga: Pos Kupang Gelar English Speech Competition ke-4, Dion DB Putra: Pertama Kali Secara Luring
“Saya tidak berharap menang. Saya ikut lomba ini untuk melatih keberanian dan cara berbicara di depan umum. Ini pengalaman berharga,” katanya.
Mrs. Afri, guru pembimbing Yolan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan rasa bangganya terhadap perjuangan anak didiknya.
Ia menyebutkan bahwa ini merupakan kali pertama SMAN 2 Sulamu mengikuti English Speech Competition, dan menjadi momen penting untuk menunjukkan potensi siswa dari daerah pelosok.
“Kami berharap ini bisa membangkitkan minat siswa-siswa lain untuk ikut berani tampil dan bersaing. Kendala kami memang banyak, termasuk jarak. Latihan pun jadi sangat terbatas,” tutur Mrs. Afri.
Ia menambahkan bahwa jarak dari rumahnya ke sekolah sekitar 60 kilometer sekali jalan, sehingga total perjalanan pulang pergi mencapai 120 kilometer.
“Walaupun kami tidak menargetkan juara, kami berharap bisa mendapat hasil terbaik dari proses ini. Yang paling penting adalah siswa berani tampil dan belajar dari pengalaman,” katanya.
Kisah Yolan menjadi simbol semangat dan tekad pelajar dari wilayah terpencil untuk tetap maju dan berkembang, sekaligus menjadi pengingat pentingnya memberi akses dan dukungan lebih bagi pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). (uge)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.