Human Interest Story
Feature - Dorus Petani di Ngada, Belasan Tahun Konsisten Tanam Cabai Berbuah Manis
Sore itu awan tebal membubungi langit-langit Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, NTT.
“Penyesalan yang terbesar pengelolaan keuangan yang tidak terarah saat masih bujang dulu,” ungkapnya dengan senyum tipis.
Baca juga: LIPSUS: Tidak Ada Dokter Anastesi Ibu dan Anak Meninggal di IGD Tc Hilers Maumere
Namun, dari liku-liku hidup, saat kembali ke kampung pada tahun 2011, salah satu pelajaran yang terpenting baginya adalah, keluarga, persahabatan, perkawanan itu adalah mutiara dalam kehidupan.
Di tanah rantau, Ia menyadarkan betapa pentingnya, keluarga, kawan sahabat. Tanpa itu semua, kehidupan terasa hambar.
Akirnya, tahun yang sama 2011, Ia menikah dengan Yosefa Olivia Adriance, wanita asal Alok, Maumere yang sudah Ia kenali sejak tahun 2007. Wanita ini juga, yang menyadarkan dia bahwa hidup di tanah rantau selamanya bukan pilihan yang tepat.
Di tengah usia yang tidak mudah lagi, mimpi Dorus hanyalah nilai kehidupan yang Ia peroleh bisa diwariskan kepada anak-anak.
Meskipun saat ini anaknya masih di Bangku pendidikan, Ia bertekad supaya kedua anaknya mengenal pertanian dan mencintai pertanian.
“Mimpi saya bukan barang mewah, saya hanya mau terapkan di anak, mengenai pertanian, semangat ini diwariskan di anak”
“Anak -anak belum tentu jadi PNS pak, saya warisan ke mereka mencintai pertanian, “ katanya.
Bertani Lombok, Tantangan Musim dan Penyakit
Belasan tahun bergelut di Hortikultura, yang menghabiskan waktu tiap hari di kebun membuat Dorus memahami begitu banyak tantangan yang dihadapinya. Mungkin bukan hanya bagi Dorus, tetapi juga bagi petani yang bergelut di pertanian yang sama.
Baca juga: Briptu MR, Oknum Satlantas Polresta Kupang Kota Minta Korban PS Peluk, Cium Hingga OS
Ada dua hal yang sulit diatasi, yaitu perubahan cuaca dan mengatasi hama. Curah hujan yang tidak menentu membawa dampak buruk bagi tanaman.
Kemudian penyakit tanaman, salah satu jenis penyakit yang doyan menyerang tanaman lombok kata Dorus, yaitu Antraknosa. Penyakit ini menyerang buah hingga menyebabkan cabai busuk dan berbintik hitam.
“Kami belum menemukan cara mengatasi penyakit ini, “ katanya.
Selain faktor alam, kendala modal juga kerap menjadi penghambat bagi Dorus. Sejak mulai masa panen, modal kerja dan modal beli peralatan cukup besar.

Selain itu, alat pertanian yang menunjang seperti traktor juga masih menjadi mimpi bagi Dorus dan Kelompoknya.
FEATURE: Merry Christin Umbudjima Temukan Jiwanya dalam Kafe No Limit Kupang |
![]() |
---|
FEATURE: Reaksi Mahasiswa FKKH Undana Saat Terima Beasiswa dari Radhiyan Pet & Care |
![]() |
---|
FEATURE: Festival Golo Koe 2025, JNE Beri Program Khusus Voucher Ongkir |
![]() |
---|
FEATURE: Dokter di RSUD WZ Johannes Berhasil Lakukan Operasi Kembar Siam Asal TTU |
![]() |
---|
FEATURE: Lewat Misi Mengalirkan Kebaikan, 1.380 KK di Adonara Rasakan Air Bersih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.