Opini
Opini: Membaca Paus Leo XIV
Sebagai seorang yang misioner, ia harus seorang figur yang menarik hati umat. Seorang pribadi yang sederhana, bersahaja, dekat dengan umat.
Sebagai warga AS, Paus Leo XIV tentu memiliki keterikatan dengan Trump. Tapi soal kaum imigran, keduanya bisa berbeda malah bisa memunculkan konflik. Di sinilah diplomasi memainkan peranan penting.
Sebagai gubernur, Leo XIV memiliki tugas yang tidak ringan. Paus Fransiskus telah membersihkan Vatikan dari masalah keuangan yang disebut berantakan (The Vatican's Messy Finance).
Tugas Robert Francis Prevost menjaga keseimbangan. Ini tugas yang tidak ringan.
Tetapi rupanya Paus Fransiskus secara jeli melihat kepiawaian Prevost menata masalah keuangan.
Meski perannya lebih kepada proses pemilihan calon uskup, tetapi bukan mustahil kalau uskup terpilih pun sedikit banyak ditinjau dari segi "kebersihan finansial".
Lalu apa yang akan dilakukan Paus kelahiran Chicago dengan peluang imam perempuan?
Ini pertanyaan menarik. Dalam sebuah pemikiran tentang perempuan, Paus Fransiskus, pendahulunya mengatakan bahwa perempuan selalu mengajukan pertanyaan memdalam.
Apakah ini jadi tanda bahwa harapan agar perempuan bisa terwujud?
Sesungguhnya inilah harapan yang tidak sulit dijawab karena dalam masa yang singkat sebagai kardinal, Robert Prevost sudah melibatkan perempuan dalam perekrutan calon uskup.
Kalau demikian, maka harapan agar wanita jadi diakon dan imam bukan harapan yang sia-sia. Harapan ini mudah dibaca meskipun waktu eksekusi mungkin harus menunggu.
Dan terakhir, apakah Paus Fransiskus dan Paus Leo XIV sebagai biarawan misioner ada sangkut pautnya?
Dua figur yang telah jadi pemimpin di ordonya menunjukkan bahwa mereka telah terseleksi dari serikatnya. Yang Gereja lakukan hanya mengambilnya sebagai pemimpin jagat, hal mana terjadi dengan Robert Prevost.
Lalu apakah ke depannya pimpinan tiap ordo bisa dianggap sebagai "papable" atau minimal episcopable?
Jangan membaca terlalu jauh seperti itu tapi bukan mustahil. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.