Virus Babi Afrika

Virus ASF Serang Flores Timur, Sudah 1.919 Babi Mati, Bangkai Babi Dibuang di Sembarang Tempat

virus ASF ( African Swine Faver ) atau demam babi Afrika menyerang Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
BANGKAI BABI - Bangkai babi dalam karung dibuang di pantai Kelurahan Weri, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), didokumentasikan pada tanggal 10 Maret 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - virus ASF ( African Swine Faver ) atau demam babi Afrika menyerang Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hingga April 2025, sebanyak 1.919 babi mati, satu di antaranya positif ASF

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Vian Kiti Tokan mengatakan, kematian babi terbanyak terjadi di Kecamatan Larantuka, yakni 1.521 ekor.

Kemudian disusul Kecamatan Ile Mandiri (223 ekor), Lewolema (68 ekor), Tanjung Bunga (31 ekor), Solor Barat (5 ekor), Adonara Barat 1 ekor.

Berikutnya, Kecamatan Wulanggitang 12 ekor, Ile Bura 2 ekor, Titehena 11 ekor, Demon Pagong 34, dan Kecamatan Adonara Timur 11 ekor.

Berdasarkan data kelurahan, lanjut Vian Kiti Tokan, Kelurahan Sarotari Tengah terbanyak dengan 275 ekor, disusul Kelurahan Sarotari Timur 246 ekor.

"Kematian ternak babi semakin banyak. virus ASF bisa diantisipasi jika semua orang sadar tentang bahaya penularannya," ujarnya, Selasa (6/5/2025).

Mewabahnya virus ASF berkaitan erat dengan perilaku warga yang secara sengaja membuang bangkai babi di sembarang tempat, termasuk di pantai.

Pada 10 Maret lalu, ditemukan bangkai babi di Pantai Kelapa Enam, Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka.

Kemudian pembuangan bangkai babi di Desa Lewohedo, Kecamatan Solor Timur, Pulau Solor yang viral pada Senin, (5/5). 

Selain itu, satu bangkai babi berukuran besar dibuang di pinggir jalan wilayah pantai selatan Kecamatan Wulanggitang.

Ada juga warga yang menyembelih babi sakit, kemudian dagingnya dibagikan ke tetangga untuk dimakan. 

Vian Kiti Tokan mengatakan, upaya mengatasi kematian ternak babi ini masih dengan pola biosecurity. Menurutnya, bagian kesehatan hewan akan mengusulkan vaksin darurat dari Vietnam.

Meski mahal, lanjutnya, pihak Disbunter Flores Timur akan mengusulkan hal itu karena vaksin darurat dari Vietnam diijinkan keluar ke negara Indonesia tanggal pada 25 April 2025. 

"Nanti kita akan usulkan dulu. Memang harganya masih lumayan mahal. Sebenarnya babi mati harus dikubur, itu tindakan biosecurity jalan," ujarnya. 

Dia berharap masyarakat dapat menguburkan  babi yang mati serta tidak  mengedarkan daging dari babi sakit. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved