Virus Babi Afrika
Cegah Virus ASF, Kelompok Ternak Tunas Muda Kaniti Terapkan Biosecurity
Virus Demam Babi Afrika (ASF) kembali menyerang ternak babi di Provinsi NTT, khususnya di Kabupaten Kupang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Virus African Swine Fever (ASF) kembali menyerang ternak babi di Provinsi NTT, khususnya di Kabupaten Kupang.
Berdasarkan data ternak babi mati akibat virus ASF yang diperoleh POS-KUPANG.COM, Jumat 27 Januari 2023, dari Dinas Peternakan Provinsi NTT hingga 26 Januari 2023 berjumlah 256 ekor.
Berkaitan dengan penyebaran virus ASF ini, Kelompok Ternak Tunas Muda Kaniti melakukan pencegahan awal dengan menerapkan biosecurity.
Baca juga: DPRD Minta Pemerintah Segera Antisipasi Penyakit ASF di NTT
Ketua KUB Tunas Muda Kaniti, Yeftha Y. Sabaat menyampaikan bahwa saat ini dikelompoknya lagi menerapkan Biosecurity.
Yeftha yang merupakan salah satu peternak babi di Kabupaten Kupang menjelaskan pentingnya menerapkan biosecurity dalam mencegah penularan penyakit terhadap hewan yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur maupun parasit.
"Kami saat ini lagi menerapkan biosecurity di kelompok," kata dia kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 28 Januari 2023.
Baca juga: Dinas Peternakan NTT Catat 256 Ekor Babi Terkena ASF
Yeftha pun meminta kepada semua anggota kelompok untuk wajib menerapkan pola ini.
"Saya wajibkan untuk semua anggota pakai pola ini, sebagai pencegahan dini terhadap penularan virus ASF," tuturnya.
Yeftha bersama dengan kelompok mengkhawatirkan jika ASF yang akan berkepanjangan. Dimana kata dia para peternak babi akan mengalami kerugian yang cukup besar.
"Kekhawatiran kami kalau ASF tak kunjung berhenti, apalagi kalau sampai lebih parah dari ASF yang lalu di tahun 2020," ujarnya.
Baca juga: Cegah ASF, Peternak di Kabupaten Kupang Minta Pemerintah Upayakan Vaksin
Ia mengaku jika dampak dari virus ASF sangat banyak, salah satu harga jual menurun drastis.
"Harga daging babi diakhir tahun 2022 bisa sampai 100 ribu/kilo, sekarang turun sampai 45.000 ribu/kilo bahkan turun sampai 30an ribu," ungkapnya.
Ia menambahkan jika kondisi saat ini masih aman atau tidak terlalu parah dibanding ASF yang lalu.
"Kebetulan kami secara mandiri bertindak cepat untuk mencegah terjadinya penyebaran ASF di kelompok," tambahnya.
"Kami berharap semoga pemerintah dapat melihat situasi ini sebagai persoalan serius bagi peternak babi di NTT," ujarnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS