Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis Putih 17 April 2025, Kasih dan Kerendahan Hati Yesus In Coena Domini
Sejatinya Kamis Putih menandai akhir dari masa pra-Paskah, yang sudah dimulai sejak Rabu Abu
Dan sementara itu iblis telah menaruh di dalam hati Yudas Iskariot, niat untuk mengkhianatinya, Yesus bangun dan menanggalkan jubah-Nya, kemudian mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, lalu menuangkan air ke dalam baskom dan dengan gerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena disediakan untuk budak dan pelayan, ia mulai membasuh kaki para murid-Nya. Kemudian Ia menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya (bdk. Yoh 13:1-5).
Perlu ditekankan di sini bahwa pada saat itu orang bisa saja melewati jalan yang berdebu dan berlumpur. Mungkin juga jalanan yang dilewati itu kotor dengan kotoran binatang atau kotoran lain yang membuat kaki seseorang dapat tercemar, menjadi kotor dan berbau.
Tindakan “membasuh kaki” sejatinya merupakan ciri khas keramahan di dunia kuno. Itu adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang budak kepada tuan, istri kepada suaminya, anak laki-laki kepada ayahnya.
Aktivitas semacam ini dilakukan dengan baskom khusus yang telah disiapkan dan dengan kain lenan khusus sebagai salah satu kain tertua di dunia (kain pengering/handuk). Ini telah menjadi semacam sarana dan atribut para budak atau hamba yang melayani meja tuannya.
Tindakan membasuh kaki adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh orang Yahudi pada zaman Yesus. Proses pembasuhan kaki di sini biasanya dilakukan oleh seorang bawahan terhadap atasannya.
Dalam dunia Yunani, pembasuhan kaki merupakan hal yang paling rendah dan hina yang dilakukan oleh seorang “budak atau hamba”.
Apa yang dilakukan oleh budak atau hamba pada tuannya itu, justru dihayati sendiri oleh Yesus. Jadi, seperti seorang budak atau hamba, Ia pun rela melakukan pembasuhan kaki, sebagai tanda “kerendahan hati dan penghinaan diri”.
Yesus yang adalah Tuhan dan Guru, telah melucuti atau menanggalkan diri-Nya dari segala kemuliaan dan kehormatan sebagai Tuhan, telah melepaskan kuasa dan kehormatan-Nya, dan telah “melupakan semua nama dan gelar yang dikaitkan kepada-Nya”.
Dengan rendah hati dan tulus, Putra Maria dan Yusuf itu telah membungkukkan diri-Nya untuk membasuh kaki para-murid-Nya.
Dengan membasuh kaki mereka, Yesus ingin menunjukkan roh pelayanan kepada para murid-Nya, dan menjadi lambang kerendahan hati-Nya yang paling dalam. Tiada seorang pun yang pernah berbuat demikian, selain Yesus Kristus.
Dengan membasuh kaki para murid-Nya, Dia ingin menunjukkan kepada manusia Cinta Kasih-Nya yang teramat agung. Seperti yang tertulis dalam Injil Yoh 13:1-15, yang membasuh kaki para murid ialah Yesus sendiri, maka pertanyaannya, siapakah Dia? Bukankah Yesus itu Tuhan dan Guru seperti yang Ia katakan sendiri? Jikalau Dia adalah Tuhan dan Guru membasuh kaki para murid-Nya, berarti Dia pun telah menjadi seperti seorang “hamba atau budak”.
Dia telah melakukan suatu pekerjaan yang paling hina dari segala jenis pekerjaan. Dengan membasuh kaki seseorang, itu sama artinya membersihkan sesuatu yang paling kotor dari dirinya, sebab kaki adalah bagian yang kotor dari tubuh manusia karena telah menginjak debu, tanah dan berbagai jenis kotoran.
Dengan tindakan ini, sejatinya Yesus ingin menunjukkan sesuatu yang lebih dalam dari sekedar membersihkan bagian yang kotor itu. Ringkasnya, Dia tidak hanya sekedar membersihkan bagian yang kotor dari manusia, tetapi juga lebih dari itu itu, Ia ingin menjadi teladan bagi para murid-Nya dan semua pengikut-Nya.
Yesus, Model Pelayanan Kristiani: Pelayan karena Kasih
Yesus bersedia menjadi pelayan yang rendah hati, tetapi bukan untuk sekedar mencari, mengejar nama dan sensasi, atau pun bukan supaya Ia dikagumi, atau pun bukan sekedar melakukan aksi untuk memamerkan diri dan memerankan sebuah seni teatrikal. Samasekali tidaklah demikian.
Pelayanan yang dilakukan-Nya ialah semata-mata demi pemurnian diri. Pelayanan Yesus dalam konteks ini merupakan tanda pembebasan dari segala bentuk kebanggaan akan kekuasaan, nama dan kehormatan. Satu hal yang pantas direnungkan ialah bahwa Yesus bersedia menjadi “hamba yang rendah hati.”
Renungan Harian Katolik
Kamis Putih
In Coena Domini
Kasih dan Kerendahan Hati Yesus
Fidel Wotan
POS-KUPANG.COM
Paskah
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.