Flores Timur Terkini
An Kolin Tidak Setuju Ketua Askab Flores Timur Ganti Pengurus, John Kopong Jangan 'Telinga Tipis'
Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) An Kolin menanggapi kisruh kepengurusan Perseftim Flores Timur.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Dapil 6 (Flores Timur, Alor dan Lembata), Ana Waha Kolin menanggapi kisruh kepengurusan Perseftim Flores Timur.
Secara tegas, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyatakan tidak setuju dengan sikap Ketua Askab PSSI Flores Timur, John Kopong.
"Saya sama sekali tidak setuju dengan langkah yang dibuat oleh Ketua Askab," kata An Kolin di Kupang, Rabu (9/4/2025) malam.
"Apapun kisruh yang dihadapi oleh Perseftim, sebaiknya Ketua Askab merangkul kepengurusan yang lama dan bergabung untuk Liga Nasional di Yogjakarta," ujarnya.
Menurut An Kolin, dalam tubuh organisasi sebuah kekeliruan atau kesalahan itu lumrah. Hal itu akan membentuk organisasi semakin kuat dan bertahan.
Ia mengingatkan agar Ketua Askab Flores Timur John Kopong tidak boleh 'telinga tipis'. Ketua Askab tidak boleh hanya pasang telinga kiri, tapi juga telinga kanan sehingga info yang diterima akan balace (seimbang) dan demi Lewotana tercinta.
Baca juga: Mantan Manajer Teknis Perseftim Vicky Betan Siap Sampaikan LKPJ
"Sebagai Ketua Askab, telinga pak John Kopong tidak boleh tipis. Mungkin apa yang disampaikn oleh Manager Teknis Vicky Betan adalah respon yang luar biasa dan tidak bisa dibendung karena mendengar pernyataan Ketua Askab dalam rapat internal," katanya.
"Sebagai pemimpin harus punya jiwa yang kuat dan pribadi yang tidak gampang terombang ambing dengan isu yang telah dihembuskan, tapi seharusnya merangkul dan duduk empat mata untuk mencari solusi. Jadi jangan telan bulat-bulat informasinya walaupun sudah terpublish di media," tambah An Kolin.
Ketua Askab, lanjut An Kolin, harus tahu bahwa apa yang diinformasikan oleh Vicky Betan adalah apa yang dia dengar langsung. Anggap saja Viky adalah seorang anak yang minta perhatian, seharusnya dirangkul untuk memperkaya tim.
"Oleh karenanya harus panggil untuk duduk bersama dan meyelesaikanya sehingga pada saat jumpa pers adalah jumpa pers Tim Perseftim yang ke Jogja, bukan Ketua Askab buat jumpa pers tersendiri. Artinya bahwa mereka satu tim jadi apa yang mau disampaikan ke media adalah info yang keluar satu pintu. Jika pada saat jumpa pers ada pertanyaan maka silahkan dijawab dengan gentleman."
Baca juga: Dana Rp 150 Juta untuk Perseftim Masuk ke Rekening Pribadi, Ketua Askab Bungkam
An Kolin mengatakan, apabila kisruh ini terus berlanjut hingga kepergian Tim Perseftim ke Yogja maka semua kita berkata Perseftim akan kalah karena sudah pecah konflik sebelum pertandingan.
"Dan itu adalah doa lho. Jadi harus duduk sama-sama mengembalikan benang yang sudah kusut dengan melakukan koordinasi internal sesama tim, seperti pada saat pertandingan ETMC di Kupang," imbuh An Kolin.
Dia kembali mengingatkan kalau tim sudah konflik maka orang lain ogah memberi bantuan.
Sebelumnya, Ketua Askab PSSI Flores Timur John Kopong tiba-tiba merombak manajemen kepengurusan Perseftim dan menggantinya dengan pengurus baru.
Ketua Askab menggantikan posisi Manajer Teknis Perseftim Herman Vicky Betan, Manajer Umum Niko Beoang, bendahara, serta tim medis dan kitman.
Keputusan itu dibuat setelah Perseftim meraih prestasi pada turnamen El Tari Memorial Cup di Kupang baru-baru ini.
Sementara Perseftim Flores Timur akan berpartisipasi dalam Liga IV Nasional di Kota Yogjakarta pada akhir April 2025.
Baca juga: Bawa Perseftim Juara III Tapi Dipecat, Askab Kini Tunggu Manajemen Lapor Keuangan
Viky Betan menilai keputusan itu dibuat secara sepihak dan otoriter. "Keputusan yang dimabil Askab ini keputusan sepihak. Bagi saya, ini mencerminkan arogansi seorang Ketua Askab dibalik asosiasi," katanya, Sabtu (5/4) malam.
Ia mengatakan, dinamika dalam forum atas keputusan itu belum resmi diterima semua Executive Committe (Exco). Bahkan masukan dan saran dari Exco tak digrubis Ketua Askab.
"Saran dan masukan tidak digubris oleh beliau. Dengan gayanya dia, memberikan tekanan lalu mengerucut ke perombakan manajemen," ujar Vicky Betan.
"Kami diganti semua, setelah kita keringat dan berdarah sampai Perseftim juara III, tiba-tiba mulai tendang-tendang orang," pungkasnya.
Menurut Vicky Betan, persoalan mulai terasa ketika Perseftim berlaga di ETMC XXXIII Kota Kupang. Kisruh berawal dari transparansi keuangan hingga saling beda pendapat.
Baca juga: Askab Flores Timur dan Manajemen Perseftim ‘Pecah.’ Diduga Soal Keuangan
"Ketika di Kupang, saya agak ketat dengan pola manajemen yang berbeda. Sementara di satu sisi, beliau (Jhon Kopong) sebagai Ketua Askab mau mengatur semua sehingga kami sering beda pendapat di Kupang terkait dengan keuangan ini," ujar Vicky Betan, Minggu (6/4).
Menurutnya, persoalan keuangan diatur oleh bendahara. Pihak Askab, katanya, hanya terima laporan pertanggungjawaban. Vicky menyebut uang yang dibawa ke ETCM Kupang sebesar Rp 40.000.000 dari total Rp 190.000.000.
"Saya, prinsipnya bendahara di menajemen kan ada, jadi dia hanya tinggal tunggu laporan saja. Apa lagi kami tidak terlalu beban karena uang yang kami bawa hanya Rp 40.000.000. Sisanya itu kan ada di Askab, mereka tidak kasih kami utuh Rp 190.000.000 yang ada di KONI itu," beber Vicky Betan.
Ketua Askab Flores Timur John Kopong belum memberikan respons saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.