Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 7 April 2025, 'Sebuah Pengadilan Nurani'

Kasus pemerkosaan terhadap perempuan sering kali terjadi dan menjadi berita harian. Kebutaan hati sering membuat orang gelap dan kalap. 

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-RP. Jhon Lewar SVD
RENUNGAN KATOLIK- RP.Jhon Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Hari Senin (7/4/2025) 

Oleh : RP Jhon Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik ditulis RP Jhon Lewar SVD berjudul,  'Sebuah Pengadilan Nurani'.

Renungan Hari Senin 7 April 2025 Hari biasa Prapaskah V Yohanes Baptista de la Salle merujuk pada Lectio: Daniel 13:1-9,15-17,19-30,33-62 Mazmur 23:1-3a,3b-4,5,6; Yohanes 8:1-11

Berikut teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis RP Jhon Lewar SVD hari ini.

Meditatio:

Kasus pemerkosaan terhadap perempuan sering kali terjadi dan menjadi berita harian. Kebutaan hati sering membuat orang gelap dan kalap. 

Praktek budaya patriakal meminggirkan perempuan ke sudut tidakberdayaan. Hal ini terungkap dalam Kitab Daniel hari ini.

Dikisahkan seperti berikut. Susana, istri Yoyakim di Babel, seorang perempuan yang setia dan taat kepada Allah. 

Dia dibujuk rayu oleh oleh dua orang tuatua untuk tidur dengan mereka. Karena ditolak maka kedua orang tuatua itu bersaksi palsu, bahwa Susana berbuat serong dengan seorang
pemuda.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 7 April 2025, Bukan Merasa Diri Bersih dan Mengadili yang Lain

“Susana kami pegang dan kami menanyakan siapa pemuda itu, ia tidak mau memberitahukan kami . Inilah kesaksian kami” Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Dia hampir saja mati tanpa melakukan kejahatan apapun.

Untung Daniel pemuda yang penuh dengan kebijaksanaan Allah, muncul sebagai penyelamat. Dengan kecerdasannya, dia mampu menunjukkan siapa yang salah dan siapa yang benar.

Susana selamat, dua orang tua-tua itu mendapat hukuman mati. Para Ahli Taurat dan Orang Farisi menyeret seorang perempuan berzina kepada Yesus untuk diadili.

Mereka merasa berhak untuk merajam perempuan itu sampai mati. Hal ini dilakukan untuk menjaga moral masyarakat dan kemurnian agama Yahudi.

Namun Tuhan tahu kebusukan tokoh religius ini. Ia tahu bahwa sasaran tembak mereka sebenarnya, bukan perempuan itu tetapi Dia sendiri. Perempuan itu hanya batu loncatan untuk menjebak dan meruntuhkan reputasiNya.

Seperti Daniel, Kristus membebaskan perempuan yang kedapatan berzinah, tanpa diketahui siapa teman berzinahnya. Kristus membuat pengadilan nurani.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 7 April 2025, “Akupun Tidak Menghukum Engkau”

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved