TTS Terkini

Ketua DPRD TTS Ajak Masyarakat Bahu Membahu Bantu Desa Kuatae

Bencana yang terjadi Kuatae dan di beberapa titik di TTS merupakan tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat Kabupaten TTS.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Tanah retak dan pohon tumbang akibat longsor di Desa Kuatae, Kecamatan Kota SoE, sejak Sabtu (22/3/2025) sampai Minggu (23/3/2025). 

Laporan POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE - Ketua DPRD Timor Tengah Selatan (TTS), Mordekai Liu, merasa terharu dan bersyukur atas kepedulian masyarakat dan relawan yang peduli terhadap kondisi masyarakat Kuatae. Ia mengajak agar hal ini terus dilakukan hingga penanganan pasca bencana.

Sudah memasuki minggu kedua, bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Bantuan kemanusiaan yang terus mengalir, baik bantuan barang, tenaga bahkan pikiran.

Bencana yang terjadi Kuatae dan di beberapa titik di TTS merupakan tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat Kabupaten TTS.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih, untuk semua kepedulian yang disalurkan untuk bencana Kuatae. Baik itu barang dan tenaga. Semua kita harus terus gotong royong untuk penanggulangan bencana yang lebih cepat," jelas Mordekai.

Ia membenarkan keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana ini, telah diamanatkan dalam undang-undang. 

Pasca bencana di Kuatae, pemerintah sedang melakukan tanggap darurat, tentu bersama masyarakat TTS.

"Pemda sejak seminggu lalu, tepatnya mulai evakuasi hari Sabtu (22/3/2025). Saat ini sebagian besar masyarakat telah dievakuasi ke GOR dan banyak yang mandiri ke kerabat yang ada di Kota Soe," jelas Mordekai.

Kondisi lokasi bencana yang rusak parah 

Untuk rencana selanjutnya, ia menjelaskan kondisi lokasi bencana yang rusak luar biasa, sehingga tidak dapat ditempati kembali. Maka masyarakat sementara membongkar sisa sisa harta benda yang bisa diselamatkan, termasuk rumah mereka.

"Harta benda yang masih bisa diambil, kita sudah kerjakan sejak minggu lalu hingga hari ini. Harta benda yang bisa diselamatkan seperti seng, pintu, kayu, lemari dan sebagainya," jelas Modekai.

Ia menegaskan Desa Kuatae tidak mungkin direkonstruksi. Masyarakat harus di pindahkan ke pemukiman baru. Hal ini disebabkan oleh kerusakan yang hampir mencakup satu desa.

"Pemerintah dan semua kita sama-sama mencarikan tempat. Terkait lokasi yang telah menjadi opsi, kami belum duduk dan bicara sepakat dimana titik pastinya. Tentu penentuan tempat akan diikuti dengan ketentuan lain yang mengatur, baik aturan maupun anggaran," jelasnya.

Selain itu, Mordekai juga menekankan seluruh stakeholder baik kabupaten hingga pusat perlu bersinergi. Ia mengapresiasi pemerintah daerah, yang dengan keterbatasan anggaran, pemda tetap optimal menangani beberapa titik longsor di berbagai tempat di TTS, terkhusus di Kuatae.

Ia juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini BPBD Provinsi NTT dan DPRD Provinsi NTT, yang sudah dua kali mengunjungi TTS dan sudah ada suplay bantuan untuk perkuat penanggulangan bencana di Kuatae.

Ia berharap, semua bentuk keperluan dan kepedulian ini di data dengan baik, agar dapat meneruskan ke Pemerintah Pusat terkait bantuan lebih maksimal. 

"Saat ini dengan keterbatasan kita, semua masyarakat dan stakeholder harus gotong royong. Saya lihat ada relawan dari gereja, LSM, umat Muslim, umat Katolik," gambarnya.

Baca juga: Pastikan Pembangunan SMA Unggul Garuda di TTS, Gubernur NTT Telepon Wamen Prof Stella Christie

Terkait tindak lanjut pemerintah terkait penanganan dan relokasi, ia mengaku belum ada rapat bersama forkopimda dan pemda, sehingga penanganan dilapangan menurutnya kurang terarah dan evakuasi khusus harta benda yang terkesan agak lambat. 

"Tagana dan BPBD terbatas. Kita butuh dukungan dan kerjasama dari teman-teman forkopimda juga," jelasnya.

Salah satu solusi yang ditawarkan oleh pemerintah provinsi adalah hunian DLK Soe. Menurutnya, jika jadi digunakan, masyarakat Kuatae sebagian akan tinggal di lokasi ini hingga relokasi selesai.

"Untuk makan minum tentu kita masih bantu, ada dapur umum baik di GOR maupun di lokasi bencana untuk yang evakuasi harta benda. Tapi di DLK ini bagus, kalau sebagian pindah kesana mungkin sedikit lebih nyaman," tambah Mordekai. (any)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved