TTS Terkini
Plan Indonesia dan Dinas PPPA TTS Gelar Pelatihan Modul Sekolah Perempuan 'Skol Bi Fe Meto'
Selain itu bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - Yayasan Plan Internasional Indonesia melalui program Implementasi Area (PIA) Soe menggelar pelatihan kader posyandu, kader kelas ayah dan tenaga kesehatan desa terkait modul sekolah perempuan "Skol Bi Fe Meto", pada Selasa (9/9/2025) di Hotel Blessing.
Skol Bi Fe Meto sendiri merupakan sebuah inisiatif strategis untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas orang tua dalam mengasuh anak, pemberdayaan perempuan, serta pencegahan stunting.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Asisten Administrasi (Asisten III) Sekda Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Agnes L. S. Fobia, dalam sambutan yang disampaikannya, ia menegaskan bahwa pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab kaum perempuan.
“Kebanyakan pendidikan terhadap anak-anak itu dibebankan kepada kaum perempuan, oleh karena itu apa yang menjadi kebutuhan perempuan, harus diketahui oleh kaum laki-laki, dan peran ini kalau dulu semua yang urusan belakang ini adalah urusan mama-mama tapi sekarang tidak seperti itu harus ada pembagian peran, " ungkap Agnes Fobia.
Sekolah Perempuan (Sekoper) adalah program pemberdayaan perempuan di Kabupaten TTS di bawah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik melalui pelatihan komunitas.
Baca juga: Bupati TTS Buka Open Turnamen YNS Volly Cup I Tahun 2025
Program yang akan berlangsung tiga hari ini bertujuan menciptakan kemandirian ekonomi, meningkatkan kesadaran gender, mengurangi kekerasan berbasis gender, dan mendorong partisipasi perempuan di ruang publik dan musyawarah desa.
“Perempuan memiliki peran penting dalam membangun ketahanan keluarga.contohnya kampung, perempuan bisa menenun, nah kalau dalam satu bulan saja bisa menghasilkan satu atau dua motif maka penghasilan yang kita dapatkan akan jauh lebih besar dari penghasilan yang kita dapatkan lewat bertani kebun misalnya, oleh karena itu untuk membangun ketahanan keluarga maka dua pihak harus sepakat untuk bisa membagi peran,” jelas Agnes Fobia.
PIA Manager Timor Tengah Selatan, Plan Indonesia, Marina Meidiyanti, mengatakan bahwa pelatihan ini memiliki tujuan guna membangun kesadaran bahwa secara kodrat, perempuan hadir sebagai penolong laki-laki.
“Pelatihan ini bertujuan membangun kesadaran bahwa perempuan secara kodrati adalah penolong bagi laki-laki, dan memiliki kedudukan serta peran strategis yang setara dalam pembangunan, dan juga meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga dan masyarakat, " ungkap PIA Manager TTS Plan Indonesia.
Marina melanjutkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan gender dalam pengasuhan anak dan kehidupan rumah tangga, serta mendorong advokasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan agar mendukung peran perempuan secara adil dalam pembangunan.
Plan Indonesia bersama Dinas PPPA TTS menghadirkan dua fasilitator nasional yang merupakan fasilitator utama Sekolah Perempuan Kementerian PPPA, yaitu Siprianus Wuru dan Pdt. Sepri Adonis, S.Th.
Adapun melalui kolaborasi ini diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya peran perempuan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kapasitas fasilitator
“Skol Bi Fe Meto” terkait isu gender, pola asuh, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, stunting, hukum, ekonomi rumah tangga, dan budaya.
Plan International Indonesia sendiri telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017.
Yayasan ini bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.