Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 11 Maret 2025, Jangan Bertele-tele dalam Berdoa

Tuhan tidak meminta kita agar menjadi para penyair terlebih dahulu baru bisa membuatnya berkenan atas doa kita

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-PASTOR JHON LEWAR SVD
RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Pastor John Lewar, SVD Renungan Harian Katolik Selasa (11/3/2025), Jangan Bertele-tele dalam Berdoa 

Oleh : Pastot John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 11 Maret 2025, Jangan Bertele -tele dalam Berdoa

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari biasa Pekan I Prapaskah
Lectio: Yesaya 55:10-11; Mazmur 34:4-5,6-7,16-17,18-19;
Matius 6:7-15

Meditatio:
"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan" (Matius 6:7).

Pengalaman sekenanya saja. Siapkah anda ketika diminta untuk memimpin doa ? Fakta membuktikan, ada banyak orang tidak berdoa ketika harus berdiri memimpin doa di hadapan orang banyak, apalagi jika di deretan depan adalah kelompok orang yang tidak dikenal. Banyak dari kita yang ragu akan kesanggupannya karena dirinya bukanlah orator ulung yang pandai merangkai kata. Mereka berpikir bahwa manjur tidaknya doa itu tergantung dari kepandaian kita dalam menguntai rantai kata. Puitis, panjang, ber-irama, itu baru bagus. Atau harus terus mengulang-ulang kata dalam doa, seolah-olah Tuhan itu pelupa dan perlu diingatkan berkali-kali agar doa terkabul. Apakah itu yang menentukan baik tidaknya sebuah doa? Seperti apa sebenarnya bentuk doa yang baik itu?

Tuhan tidak memerlukan kepandaian kita dalam berkata-kata indah dan puitis. Malah secara tegas Yesus sudah mengingatkan kita agar jangan bertele-tele dalam berdoa. Di dalam injil Matius (6:7) Yesus mengatakan: "Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." Yesus dengan tegas mengatakan bahwa orang yang bertele-tele dalam doa berarti tidak mengenal Allah. Apa maksudnya? Tuhan tidak meminta kita agar menjadi para penyair terlebih dahulu baru bisa membuatnya berkenan atas doa kita. 

Tuhan tidak meminta kita belajar memelintir kata-kata seperti seorang politisi atau juru bicara kawakan, penyair atau penulis lirik lagu berpengalaman. Tuhan tidak meminta kita untuk menjadi ahli komunikasi. Tuhan menginginkan sesuatu yang datang sejujurnya dari hati kita. Diucapkan dengan sederhana, tidak bertele-tele, dengan cara penyampaian yang simpel pula. Selama doa kita panjatkan dengan jujur dari hati yang bersih, maka Tuhan sudah pasti mendengarnya.

Lewat Sabda Tuhan hari ini, kita diperingatkan agar tidak bertele-tele dalam berdoa. Tuhan tidak memandang panjang pendeknya doa, atau seserius/sesedih apa raut muka yang kita pasang. Mengapa? "..karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Matius 6:8). Jadi kejujuran yang berasal dari hati yang bersihlah yang akan sangat menentukan. Dalam kitab Samuel dikatakan bahwa apa yang dilihat Tuhan berbeda dari apa yang biasa dijadikan ukuran oleh manusia. "Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7). Kerendahan hati, penyerahan diri total, kesederhanaan dan tampil jujur apa adanya, itulah yang Tuhan perhitungkan.

Bagi yang ingin berbalik dari jalan-jalan yang keliru, akui segala kesalahan dengan jujur, bertobatlah dan mintalah pengampunan Tuhan kemudian jangan ulangi lagi. Sedang buat yang punya beban, utarakan
beban anda dan mohonlah pada Tuhan dengan kesederhanaan dan kejujuran tanpa perlu ragu akan kepandaian anda dalam berkata-kata. Jangan lupa menyampaikannya dengan ucapan syukur, baik lewat katakata, nyanyian pujian maupun permohonan. Rasul Paulus mengatakan: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).

Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK), diungkapkan bahwa Yesus tidak hanya mengajar isi doa, tetapi disposisi batin yang perlu untuk doa yang benar: kemurnian hati yang mencari Kerajaan Allah dan mengampuni musuh, iman yang teguh dan bersifat keputraan, yang melampaui apa yang dirasakan dan pahami, dan berjaga-jaga yang melindungi para murid dari pencobaan. (bdk. KGK 2608-2614).

Missio:
Doa bukanlah perlombaan seni merangkai kata, menyusun kata puitis dan dramatis. Janganlah bertele-tele dalam berdoa, sampaikanlah dengan sederhana dan jujur.

Doa:
Tuhan, terimakasih atas firmanMu yang mengajarkan kami dalam berdoa yang benar. Semoga kami tidak bertele-tele dalam berdoa, tetapi perhatikan hati kami yang sederhana dan jujur...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa, Pekan I Prapaskah. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved